Photo ilsutrasi tim kreatif Manca Spirit |
spirit.my.id – Di keluarga, suami adalah nakhoda atau dalam Islam disebut imam. Suami berkewajiban memberikan bimbingan dan menafkahi lahir batin untuk mencukupi segala kebutuhan sehari – hari.
Namun, di jaman now, tak sedikit perempuan banting tulang bekerja dengan beragam alasan.
Sehubungan dengan ini, seorang gadis bernama Laela Soraya, memberikan pandangannya.
Laela, begitu dipanggil, terus terang sangat tidak setuju bila istri harus bekerja apalagi menjadi tumpuan keluarga, pasalnya ada suami yang harus bertanggung jawab.
“Kecuali kalau emang sudah tidak punya orang tua atau tidak ada yang mengurus, itu mungkin bisa untuk bertahan untuk diri sendiri. Tapi untuk tulang punggung keluarga saya kurang setuju,”katanya pada redaksi.
Meski begitu, Laela tak menutup mata, hal demikian terjadi karena berbagai faktor, si suami menganggur atau lebih ironi sang suami cuek tak memperhatikan sehingga sang istri terpaksa harus bekerja.
“Setidaknya jangan istri yang bekerja. Menurut saya rasa tanggung jawab suami kurang, sedangkan dalam Islam memuliakan perempuan. Kalau niatnya hanya sekedar membantu dan menambah penghasilan itu wajar,”tandasnya.
Terkait banyak wanita yang memiliki penghasilan wah dibanding suami, mahasiswi ini menilai kembali pada komitmen bersama.
Si Neng menegaskan, bila memang si istri berpenghasilan lebih besar, jangan sampai melupakan kodrat seorang istri, sebab, sejelak- jeleknya suami tetap kepala keluarga yang harus dihormati dan dihargai.
“Itu gimana keridoan suami juga, karena penghasilan istrinya lebih besar dia (suami) merasa minder. Perempuan harus menghargai suami jangan mentang – mentang penghasilannya lebih tinggi,”pungkasnya.
(Res)