Jendi Pangabean, Sungai Membawanya Menjadi Atlet Renang Hebat.


jendi pengabean
Keterbatasan fisik bukan penghalang untuj berprestasi




spirit.my.id – Kehebatannya di dunia renang tak perlu diragukan lagi, empat medali diborongnya,
yakni perunggu di nomor 100 meter gaya bebas S9, emas di nomor 100 meter gaya
punggung S9, perunggu di nomor 4×100 meter gaya ganti putra dan medali
perak pada nomor 100 meter putra gaya kupu-kupu S9, dalam ajang Asian Para
Games 2018, Jakarta, lalu.

Tentu, raihan prestasi atlet bernama Jendi Pangabean ini
patut mendapat apresiasi dan acungi jempol, sehingga nama Indonesia semakin berkibar
dan disegani khususnya di cabang olahraga renang.
Namun siapa sangka, sebelum menjadi olahragawan, pria 27 tahun ini
dahulunya manusia normal sampai usia 12 tahun, tapi karena kecelakaan sepeda motor kakinya harus diamputasi, Sementara teman yang memboncengnya tidak mengalami
luka yang berarti.
Artikel Terkait :
“Dalam kondisi seperti itu, saya tetap sadar sampai
saya dioperasi. Itu tak bisa dibayangkan bagaimana kondisi tubuh saya pada saat
itu. Tapi saya tetap sadar. Jadi itu menandakan saya orang yang kuat,”
jelasnya, beberapa waktu lalu.
Jendi menyadari, ia harus segera menyesuaikan dengan
kondisinya sekarang, dirinya harus bangkit tak boleh terpuruk. Dengan optimis tinggi, Jendi mencoba untuk mengasah lebih tajam lagi skilnya di dunia yang ia sukai yaitu, air.
“Saya tahu saya punya bakat di air karena waktu kecil saya
senang berenang. Tapi mungkin jarang di kolam, tapi di sungai. Jadi saya punya
bakat alam. Alhamdulilah ada klub renang yang mau menerima saya,” lanjutnya.
Jendi pun mulai menikmati dunia barunya, Namun pada suatu waktu, Jendi menceritakan pernah dibedakan menu latihan, tapi Jendi tak mau, ia ingin buktikan dirinya mampu bersaing dengan yang normal.
“Saya latihan sama dengan orang normal. Program latihannya
sama dengan orang yang normal. Pernah suatu saat dibedain karena saya
disabilitas, saya gak mau. Saya mau program yang sama dengan orang biasa,”
tandasnya.
Dan benar saja, berkat kerja keras dan keyakinan tanpa batas,
pada tahun 2012, saat perhelatan Pekan paralimpiade (Peparnas), Jendi
memperlihatkan prestasi dengan merebut dua medali emas satu perak dan satu perunggu.
See also  Desain Interior Ruang Tamu Aesthetic: Inspirasi, Tips, dan Panduan Lengkap

“Mari kita tunjukkan bahwa dengan apa walaupun dengan kekurangan yang kita miliki, kita bisa, hak kita sama terhadap apa yang sudah pemerintah berikan ke kita. Memang berat jadi orang disabilitas, tapi kalau kita bisa menerima diri kita sendiri, itu akan jauh lebih baik,” ucapnya.

Baca Juga :
Kini, Jendi telah menjelma menjadi atlet nasional dengan segudang prestasi membanggakan. Bagi Jendi, kekurangan fisik sejatinya harus menjadi pemicu semangat untuk
meriah prestasi mengkilau.
“Terus di 2012 juga saya mulai masuk timnas untuk ikut
pelatnas. Alhamdulilah juara internasional pertama itu di ASEAN Para Games 2014
di Myanmar saya dapatkan dua emas dan satu perak. Untuk medali terakhir yang saya
capai selain lima medali emas di ASEAN Para Games 2017 di Malaysia kemarin.
Terakhir pada bulan Juli lalu saya dapatkan satu emas satu perak satu perunggu
di kejuaraan dunia,” pungkasnya.
(Res)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *