Pencipta Facebook, Mengakui Sangat Mengidolakan Ilmuwan Islam Al-Khawarizmi

Sesungguhnya dunia berhutang budi pada peradaban Islam karena telah banyak lahirkan ilmuwan Islam yang menjadi perintis kemajuan jaman.

spirit.my.id – Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang dinikmati saat ini tidak bisa dilepaskan dari ilmuwan-imuwan Islam, salah satunya Muhammad ibn Musa Al-Khawarizmi.

Ya, Al-Khawarizmi adalah salah satu ilmuwan Islam yang menjadi pelopor dalam ilmu matematika dan ilmu pasti lainnya.

Kehebatan ilmuwan Islam tersebut, diakui oleh Mark Zuckernberg, pencipta facebook, keturunan Yahudi.

Bahkan dirinya sangat mengidolakan  Al-Khawarizmi, seperti komentarnya yang tersebar di media sosial.

Nah, salah satu perkataannya yang patut dicermati adalah, atas penemuan dari ilmuwan Islam lah banyak tercipta teknologi mutakhir seperti sekarang yang menurutnya selayaknya diidolakan oleh penduduk dunia terlebih umat Islam.

“Saya heran ada orang yg terlalu mengidolakan saya padahal saya sangat mengidolakan ilmuwan Muslim Al Khawarizmi.

Karena tanpa Algoritma dan Aljabar laptop, komputer, smartphone mustahil tercipta.

Sehingga jangan bermimpi kalian bisa bermain facebook, WA, Line Smule, Bigolive, Game online, Instagram dan media sosial lainnya. Tanpa terciptanya Algoritma dan Aljabar,” katanya.

Pengakuan jujur dari Marck Zuckernberg ini, sejatinya dijadikan pemicu semangat khususnya generasi muda Islam untuk meneladani para ilmuwan Islam yang merupakan cikal bakal lahirnya teknologi moderen seperti sekarang. 

Kalau begitu, siapakah sebenarnya Al-Khawarizmi tersebut ?

Muhammad Ibn Musa Al-Khawarizmi, dilahirkan di Uzbekistan sekitar tahun (194 Hijriyah /780 Masehi). Beliau wafat di Baghdad (266 Hijriyah /850 Masehi). Dia adalah perintis dalam ilmu matematika dan ilmu-ilmu pasti yang lain.

Belau juga adalah pelopor dalam penggunaan angka nol dalam matematika yang dikenal dengan nama algoritma. 

Ia menulis buku babon tentang matematika, yaitu “al-Kitab al-Mukhtasar fi Hisab al-Jabar wa al-Muqabalah(Kompendium tentang Hitung Aljabar dan Persamaan, tahun 825 M)

See also  Omen, Bila Terpilih, Tetap Fokus Sebagai Relawan.

Eropa baru mengenalnya pada tahun 1140 Masehi atas jasa Robert Chester yang menerjemahkan kedalama bahasa Latin dengan judul ”Liber Algebras et Almucabola”. Sampai saat ini, metode Al-Khawarizmi masih tetap digunakan, yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan Algorism(urutan logis pengambilan putusan untuk pemecah masalah).

Mengapa Algoritma menjadi penting? karena angka-angka Romawi, yang digunakan oleh bangsa-bangsa Eropa waktu itu tidak punya angka nol, jadi tidak bisa dipakai untuk angka-angka persepuluhan atau angka-angka di belakang koma. Angka Romawi juga tidak mungkin dilakukan penjumlahan dari atas ke bawah, dan hanya bisa dilakukan dengan cara Algoritma.

Selain itu, Al-Khawarizmi juga yang mengenalkan konsep Trigonometri yang terdiri dari sinus (sin), cosinus (cos), tangens ( tan), cotangens (cot), secan (sec) dan cosecan (cosec). Trigonometri adalah nilai perbandingan yang didefinisikan pada koordinat segitiga siku-siku. Dia juga menemukan rumus untuk memecahkan persamaan kuadrat.

Berkat penemuan dari para ilmuwan-ilmuwan muslim, selayaknya dunia berterimakasih pada peradaban Islam.

(Res)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *