Meski pendidikan suami rendah dibanding istri tetap kepala keluarga |
spirit.my.id – Tak menampik saat ini banyak kaum Hawa berkiprah di berbagai bidang bahkan bisa menduduki jabatan tinggi, tak kalah dengan kaum Adam.
Untuk hal – hal tertentu wanita bukan lagi kelas dua, sama kedudukannya dengan pria, semisal dalam pekerjaan, hak berpolitik, berorganisasi maupun lainnya.
Di sisi lain, perempuan diciptakan sebagai seorang istri dan ibu, Madrasah pertama dalam keluarga terutama dalam mendidik anak – anaknya. Dengan kata lain, pendidikan si ibu, menjadi salah satu kunci keberhasilan.
“Dengan memiliki pendidikan tinggi akan berpengaruh dan akan berbeda dengan misalnya pendidikannya hanya tamatan SD saja. Cara membentuk karakter akan berbobot, membentuk karakternya tidak asal – asalan,dari cara ngomong dan perilaku lainnya. Maksudnya, kalau ibunya seorang pendidikan tinggi akan berbeda dalam mendidik anak – anaknya,”kata Aprillio Poppy Beladonna, pada redaksi.
Namun begitu, lanjut ibu dosen ini sangat disayangkan, dengan memiliki strahta pendidikan tinggi, berimbas pada rasa kurang respek pada suami yang berpindidikan lebih rendah.
‘Banyak teman saya anggota DPR. Ketika masuk dia ngerasa pintar karena secara intelektualitas dia lebih dari suaminya yang katakanlah hanya lulusan SMA, itu tidak bisa dibendung,”tandasnya.
Namun ia menilai, tak akan terjadi jika si wanita tersebut memiliki pondasi agama yang kuat. Apalah artinya pendidikan tinggi bila tak bisa ditelorkan pada anak – anaknya. Selain itu menurutnya, suami tetap imam keluarga walau secara pendidikan tidak lebih tinggi.
“Jadi memang kembali lagi pada agama, jadi tahu posisi kodrat sebenarnya. Bagi saya pendidikan sebagai pelengkap, titel saya tidak akan berarti apa – apa kalau anak saya tidak pernah saya urus. yah kembali lagi pada agama. Secara agama persetujuan suami harus,”pungkas wanita S.2 ini.
(Res)