spirit.my.id
Kongres Luar Biasa yang bertujuan mengkudeta atau akan melengserkan AHY dari Ketua Umum, mendampuk Kepala Kantor Staf Kepresidedan, Moeldoko menjadi Ketua Umum.
Melihat fakta yang terjadi, kubu AHY, tak tingal diam, langsung bergerak mengambil langkah – langkah strategis dengan mendatangi Kantor Kemenkumham dan KPU dengan membawa bukti – bukti legalitas kepengurusan yang sah serta menyatakan dengan tegas jika KLB Deli Serdang, Sumatera Utara adalah abal – abal.
Artikel Terkait :
https://spirit.my.id/2019/06/ini-ungkapan-ahy-akan-mendiang-sang.html
Demikian pula pengurus dan kader Partai Demokrat di daerah – daerah melakukan perlawanan dan menyatakan setia dan loyal pada Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono.
Sementara bagi pengurus yang membandel dengan menghadiri KLB, tanpa ampun langsung dipecat. Terbukti sudah ada 17 DPC harus menanggalkan jabatanya sebagai ketua DPC
Terkait kemelut yang terjadi, salah satu putri pendiri Partai Demokrat, Vera Febyanthy Rumangkang, mengungkapkan wasiat sang ayah yakni Ventje Marthin Rumangkang.
Lewat twitter pribadinya, Vera Febyanthy, yang juga Wakil Ketua Umum ini menulis, akan selalu mengingat pesan sang ayah, yakni selalu setia dan menjaga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Kangen Papa… Teringat ucapannya saat 2 hari sebelum Papa wafat, ketika saya baru saja pulang dari Pacitan, agar selalu loyal dan menjaga Pak @SBYudhoyono,” tulisnya.
Vera sendiri menilai, Kongres Luar Biasa (KLB) yang digelar sekelompok kader dan eks kader Partai Demokrat beberapa waktu lalu adalah abal-abal, melanggar aturan dan tidak beretika.
Kendati demikian, kata Vera, KLB itu justru akan menguatkan persatuan Partai Demokrat di bawah pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
“Dgn kejadian KLB abal2 ini, saya yakinkan kami @FPD_DPR solid dibawah pimpinan Ketum @PDemokrat Mas @AgusYudhoyono,” sambungnya.
Seperti diketahui, dilansir dari laman demokrat-diy.or.id, Partai Demokrat berdiri pada 12 Agustus 2001.
Baca Juga :
https://spirit.my.id/2018/04/ada-masalah-di-rumah-bersikap-dewasa.html
Ketika itu, sejumlah penggagas melakukan rapat yang dipimpin oleh SBY. Kemudian, terbentuklah tim pelaksana yang terdiri dari Ventje Rumangkang, A. Yani Wahid (Alm), Achmad Kurnia, Adhiyaksa Dault, Baharuddin Tonti, dan Shirato Syafei.
(Res)