 |
| Pacaran lebih banyak negatipnya |
spirit.my.id – Masa remaja adalah masa indah penuh tawa dan senyum seolah tak kenal dengan susah dan sedih. Masa remaja juga, selalu identik
dengan jatuh cinta atau bahasa kerennya pacaran. Apabila terkena syindrome
itu dijamin deh sejuta rasanya, seperti pepatah bilang siang tak dapat makan, malam
tak dapat tidur karena memikrikan si Dia..hmm.
dengan jatuh cinta atau bahasa kerennya pacaran. Apabila terkena syindrome
itu dijamin deh sejuta rasanya, seperti pepatah bilang siang tak dapat makan, malam
tak dapat tidur karena memikrikan si Dia..hmm.
Pacaran bisa terjadi dari berbagai sebab salah satunya pergaulan.
Menurut Septi Dayanti, gadis remaja yang sedang berkembang, pacaran tak
selamanya berdampak postitip apalagi diakibatkan pergaulan bebas.
selamanya berdampak postitip apalagi diakibatkan pergaulan bebas.
https://spirit.my.id/2020/10/bohong-pada-orang-tua-karena-cinta-ini.html
Septi, begitu dipanggil, menuturkan pergaulan sangat
menentukan masa depan. “Bergaul dengan orang – orang baik Insya Allah akan baik.
kalau kita bergaul dengan mohon maaf mungkin
kita akan terbawa pada pergaulan yang tidak baik, salah satu dampak dari pergaulan
itu pacaran,” katanya pada redaksi.
Septi, begitu dipanggil, menuturkan pergaulan sangat
menentukan masa depan. “Bergaul dengan orang – orang baik Insya Allah akan baik.
kalau kita bergaul dengan mohon maaf mungkin
kita akan terbawa pada pergaulan yang tidak baik, salah satu dampak dari pergaulan
itu pacaran,” katanya pada redaksi.
Dara kelahiran 2002 ini miris, di dunia media social anak SD sudah
mengenal pacaran, parahnya lagi bilang papah – mamah. Karena itu, orang tua
harus hadir dalam mengawasi tingkah laku anaknya.
mengenal pacaran, parahnya lagi bilang papah – mamah. Karena itu, orang tua
harus hadir dalam mengawasi tingkah laku anaknya.
“Pacaran juga bisa berdampak buruk bukan hanya pada kita tapi
pada orang tua dan itu sudah melangar agama juga. Bagaimana pacaran se Islami juga, itukan engga ada,” tegasnya.
pada orang tua dan itu sudah melangar agama juga. Bagaimana pacaran se Islami juga, itukan engga ada,” tegasnya.
Septi semakin prihatin, di era transformasi saat ini, remaja
yang tertarik untuk mendalami agama semakin menipis.
yang tertarik untuk mendalami agama semakin menipis.
Baca Juga :
“kalau masa depan kita sudah rusak negara ini mau
dikemanakan. Jadi orang tua sangat
penting terhadap pendidikan anaknya. Apalagi sekarang di Pesantren, di pengajian
sudah minim yang belajar agama,” jelas mojang penyuka nasi goreng itu.
dikemanakan. Jadi orang tua sangat
penting terhadap pendidikan anaknya. Apalagi sekarang di Pesantren, di pengajian
sudah minim yang belajar agama,” jelas mojang penyuka nasi goreng itu.
Anak pertama dari 3 bersaudara ini mengingatkan, semangat itu
bukan hanya dari berpacaran namun juga bisa dari orang tua yang peduli terhadap
anaknya.
bukan hanya dari berpacaran namun juga bisa dari orang tua yang peduli terhadap
anaknya.
“Harapannya ajaran agama itu jangan sampa kita tinggalkan karena
kalau kita belajar agama kita akan tahu mana yang benar dan yang buruk,”
pungkas remaja yang hobi jogging tersebut.
kalau kita belajar agama kita akan tahu mana yang benar dan yang buruk,”
pungkas remaja yang hobi jogging tersebut.
(Res)
