Pernikahan Beda Usia kenapa Harus Digunjingkan ?

Pernikahan
Gadis ini tak mempermasalahkan pernikahan beda usia yang penting nyaman


spirit.my.id Setiap insan pasti ingin punya pasangan hidup dengan cara menikah. Pernikahan adalah sakral, berharap terjadi hanya satu kali dalam seumur hidup.

Pernikahan sejatinya berlandaskan kepada cinta kasih lawan jenis.

Dalam pernikahan perbedaan usia hal biasa, namun bagaimana dengan beda usia yang cukup jauh.

Misalnya Si cowok jauh lebih tua, terpaut 15 atau 20 tahun, menjadi bahan perbincangan pastinya.

Tapi kondisi ini sudah banyak terjadi dan mereka asyik – asyik aja tuh ! Yang menjadi pertanyaan, kenapa Si Cewek memilih cowok yang jauh lebih tua ?

Mungkin dengan pertimbangan lebih stabil dari segi mental, mapan dari segi materi, bisa mengurus lebih baik, membimbing dan yang bikin seru hubungan sex yang menggairahkan.

Memang belum ada batasan usia optimal yang jelas dalam menjalin sebuah hubungan.

Bagi seorang Rizki Tsaniah, perempuan yang sedang menanti jodoh, heran jika pernikahan beda usia ramai diperbincangkan, padahal menurutnya, wajar asalkan suka sama suka.

“Kalau digunjingkan hukum alam ya. Terkadang  pernikahan beda usia itu ceweknya yang kekanak – kanakan lalu si cowoknya lebih dewasa. Engga apa – apa itu lebih baik ya, bisa membina rumah tangga yang lebih dewasa, romantis dan harmonis,”katanya pada redaksi.

Rizki begitu dipanggil, jangan memperdulikan omongan orang sekitar, sebab ketika membina rumah tangga banyak faktor mempengaruhi, salah satunya kenyamanan.

Selain itu, pria yang lebih dewasa biasanya lebih bijak dan bisa menjaga komitmennya, sabar dan setia.

“Kita punya pendirian, kita punya pendapat, untuk orang lain boleh mengomentari untuk kita up to you,”tandasnya.

Meski begitu, mojang Kota Kembang Bandung ini tak setuju bila permikahan beda usia didasarkan pada faktor lain, semisal ekonomi.

Sebab secara psikologis bisa berpegaruh pada jalinan bahtera rumah tangga. Biarkanlah cinta yang mendasari mahligai pernikahan.

See also  Gadis Ayu Ini, Jalani Cinta Lintas Agama, Menginspirasi

“Engga setuju banget. Kan kita punya hak azasi punya perasaan, yang namanya perasaan engga bisa dipaksa dong,”tegasnya.

Kalaupun itu terjadi, dikembalikan pada orang tua dan si anak. Poinnya adalah kebahagian lahir batin.

“Kalau anaknya mau yang engga apa – apa juga. Anak bahagia, orang tua pun ikut bahagia,”pungkasnya.

(Res)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *