Padepokan Pencak Silat Meong Sempur Raih Sertifikat Grand Master karena Inovasinya

Padepokan Meong Sempur
Padepokan Meong Sempur


spirit.my.id – Masyarakat Kabupaten Bandung Barat khususnya pecinta pencak silat rasanya patut berbangga, pasalnya salah satu Padepokan pencak silat bernama Meong Sempur, telah mendapat penghargaan bergengsi dari Federasi Pencak Silat Tradisi International (FPSTI) yaitu Sertifikat Grand Master yang diberikan kepada Agus Dadang Hermawan sebagai Ketua dan abah Sholehudin  sebagai pengurus Padepokan.

Lebih dari itu, sertifikat grand master ini hanya satu – satunya untuk wilayah Jawa Barat.


Untuk mendapatkan penghargaan tentu tak mudah, FPSTI telah menetapkan syarat dan ketentuan yang ketat dan Padepokan Meong Sempur oleh federasi dinilai layak mendapatkan sertikat grand master tersebut dengan penilaian inovasinya dalam dunia seni pencak silat.

Artikel Terkait :

https://spirit.my.id/2021/08/sanggar-seni-nata-saigel-wadah-untuk-lestarikan-seni-tradisi-sunda.html

Agus Dadang Hermawan, Ketua padepokan bersyukur,  Ia mengatakan, karena kebersamaan sehingga mendapat sertifikat tersebut.

“Saya selaku ketua atau yang mewakili Meong Sempur tidak sendiri  mendapatkan penghargaan. Sebuah gelar sertifikat dari federasi pencak silat tradisi international yang dalam hal ini jawa Barat.  kalau disebut persyaratan kita tidak mengikuti lomba atau apa tetapi mungkin lebih ke penilaian Meong Sempur berusaha menggali potensi seni budaya di wilayah Jawa Barat khususnya Kabupaten Bandung Barat dalam hal ini wilayah Cipongkor. Tentu kami merumuskan dari awal bahwa kami melaporkan ketika kami sudah menjadi anggota federasi bahwa Meong Sempur menggali potensi lebih membuat ke inovasi mulai dari gerakan silat maupun pengisi suara silat itu sendiri. nah karena membuat terus inovasi sehingga federasi bisa memberikan penilaian positip penghargaan terhadap Meong Sempur atau pun apresiasi,”  katanya pada Restu nugraha, pemimpin redaksi spirit media inspiratif, di Saung Jambu Abah Ono, Cihampelas, Minggu, 3 Oktober 2021.

See also  Bikers Subuhan, Berawal Dari Obrolan Santai Sambil Ngopi

Sang Ketua tak menampik, penghargaan berkelas yang di raih padepokaannya lantaran selalu menjalin silaturahmi dengan seniman tradisi Sunda.

“Nah Meong Sempur tidak sendiri banyak orang – orang besar yang ada di belakang Meong Sempur yang masih konsisten dengan seni tradisi Jawa Barat dari mulai seni tradisi pencak silatnya seni tradisi suaranya dan lain – lain. Salah satunya pPdepokan Meong Sempur mendapat penghargaan takala kita membuka lagi kalau dalam bahasa abah Ono dari Saung Jambu Nata Saigel bahwa muka  tutungkusan yang selama ini memang kita tidak pernah tahu naon sih nu muka tutungkusan,” lanjutnya.

Pria yang akrab di sapa Aa Hari itu menjelaskan, muka tutungkusan tiada lain adalah filosofi – filosofi seni budaya sehingga napak nincak seperti pencak silat.

“Nah narasi yang dibuat yang dihasilkan oleh daya pemikiran seorang sesepuh pecinta dan pemerhati seni budaya sekaligus pelaksana dan pelaku seni budaya membuat sebuah rumusan ide – ide buka tutungkusan itu sendiri. Nah ketika itu di share disampaikan ke ketua umum federasi pencak silat international oleh pak ketua Umum langsung disampaikan kepada Presiden federasi dan Alhamdulillah apresiasi tersebut mulai dari pak Presiden sampai ketua umum sampai tokoh – tokoh seni budaya pencak silat yang ada di international,” jelasnya.

Aa Hari menandaskan, dengan telah mendapat sertifikat dari federasi international bukan berarti dirinya dan padepokan yang dikomandoinya bisa tepuk dada santai – santai saja, justru sebaliknya sertifikat ini harus menjadi motivasi untuk lebih berkarya lagi. Seperti pesan federasi saat penyerahan penghargaan yakni harus terus menggali potensi di daerahnya masing – masing sehingga seni tradisi terlebih pencak silat tetap lestari.

See also  El - Ghoniah Makin Bersinar.

“Bukan hal yang mudah juga walau keliatan hanya sederhana diberikan sebuah kertas sertifikat pengakuan, tetapi ternyata nilai dari sertifikat itu sangatlah berat. Pesan yang disampaika kepada Meong Sempur gali terus potensi yang ada khusnya di wilayah Jawa  Barat dengan inovasi – inovasi terbaru sehingga membuat filosofi – filosofi yang nyata bukan filosofi yang di buat — buat,” tandasnya.

Menurutnya, filosofi itu harus niti dan nincak terhadap alur kehidupan.

“Alhamdulillahm sebuah kebanggaan bahwa permintaan dari Presiden dan Ketua Umum kita sudah menjawab bahwa rumpaka itu diminta untuk dibuat oleh tarawangsa dan kita sudah menjawab dan melaporkan,” ucap Aa hari.

Apalagi menurutnya, kini di wulyah selatan telah hadir Forum Obrolan Pakidulan atau OPAK yang bisa menjadi jembatan dalam mengeksplorasi seni budaya seni budaya di pakidulan.

“Sebetulnya kita tak memungkiri OPAK itu lebih mengangkat wilayah pakidulan. Tentu kami ini pelaku seni yang ada di wilayah pakidulan diakui atau tidak maka ini secara otomatis mengangkat pakidulan di dunia international  perihal seni dan budaya,” jelasnya.

Meski dirinya ditunjuk sebagai Ketua bidang seni dan budaya di OPAK, Aa Hari mengaku belum mendapat SK.

Walau demikian, ia sebagai orang pakidulan akan tetap memajukan dan terus berkarya agar seni budaya tetap abadi.

“Tetapi secara legal formalnya saya belum secara resmi belum mendapatkannya. Tetapi walaupun saya terlepas duduk di Ketua bidang atau bukan saya selaku orang yang selalu memperhatikan seni dan budaya, saya tidak akan berhenti berkarya masalah seni budaya tentu agar selatan sesuai dengan rumusan OPAK yaitu, Kampung primitif yang berpikir pola moderen yaitu kita tidak boleh meninggalkan adat istiadat dan seni yang ada di wilayah selatan,” ujarnya.
Terakhir, sang Ketua, mengucapkan terimaksih kepada Ketua Umum Dodi Suhada dan President FPSTI, Rahmadsyah atas penghargaan yang telah diterimanya.

Apa Kata Abah Ono dan Engking

See also  Moral Generasi Muda di Era Globalisasi Menurun Ini Cara Mengatasinya

Keberhasilan perguruan pencak silat Meong Sempur menyabet serifikat grand master atas dedikasi dan inovasi dalan seni tradisi pencak silat, tidak bisa dilepaskan dari dukungan dan suport terutama dari pelaku seni tradisi Sunda, seperti abah ono dan Engking.

Keduanya merupakan pendukung penuh atas kesuksesan  Meong Sempur.

Abah Ono pembuat rumpaka dan Engking pelantun rumpaka.

“Sebetulnya kita hanya membuat sebuah coretan kecil. Jadi ketika Meong Sempur muncul sebagai Padepokan yang begitu semangat bergelora untuk bisa meningkatkan aktifitasnya, kita merasa terenyuh bahwa kita bagian dari seni yang harus masuk dalam kiprah itu. Tapi saya sendiri tidak bisa untuk membuat inovasi itu sendiri  tentunya perlu ahli yang bisa  menjabarkan. Jadi saya hanya pembuat rumpaka,” ujar Abah Ono.

Baca Juga :

https://spirit.my.id/2021/10/turnament-sepakbola-putri-piala-gswi-1-u-21-siap-di-.html

Sebab itu, agar pesan yang ingin disampaikan dalam rumpaka yang berjudul Muka Tutungkusan tepat sesuai harapan, abah Ono memberi kepercayaan kepada seniman Sunda kawakan yang pengalaman dan skilnya tak perlu diragukan lagi yaitu Yano Iryanto alias Engking.

Engking saat di konfirmasi mengatakan bangga diberi kepercayaan menlantunkan rumpaka tersebut.

“Yang dikasihkan abah ke saya mudah sekali kalau dalam bahasa Sundamah euntreupnya gampil ditunjang sama yang lain – lainnya. Atau yang dibuat sudah sesuai dengan cita – cita dan harapan,” tandasnya.

Kedepan Engking berharap, seni tradisi Sunda makin dicintai dan tetap lestari.

“kita lebih nanjung nantung rahayu,” pungkasnya.

(Res))

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *