Menikah Beda usia Ko diributkan ?

menikah beda usia
Gambar ilustrasi.



spirit.my.id – Tak bisa mengelak jodoh itu sudah ada yang mengatur, entah dengan siapa dan orang mana kita bakal menikah, yang penting kita kudu berihtiar dibarengi doa, biar nanti menikah sama orang yang dicintai dan disayangikan.

Walau begitu, kita juga kudu menerima jika menikah bukan dengan orang yang diharapkan. ya, ambil hikmahnya gitu, mungkin dia adalah jodoh terbaik yang diberikan olehNya agar hidup bahagia, aman dan sentosa, amin.

Contohnya menikah beda usia, si pria jauh lebih tua misanya 20 -25 tahun. pernikahan beda usia seperti itu banyak terjadi sejak dulu kala sampai sekarang dan rata – rata keduanya hepi – hepi ajah tuh. Hanya terkadang menikah beda usia yang cukup jauh, suka jadi bahan omongan hot dikalangan masyarakat, seperti yang diutarakan Dewi Norma.

Baca Juga :

https://spirit.my.id/2020/09/cewek-ini-bilang-yang-menjadi-korban.html

https://spirit.my.id/2020/09/wajah-cantik-akan-pudar-seiring-usia.html

Cewek manis yang disapa Dewi, mengaku suka heran kawin beda usia ko diomongin, menurutnya biasa – biasa saja, tak ada yang aneh.  Malah, si Neng, tak peduli jika kelak calon suaminya usianya jauh lebih tua darinya.

“Kalau digunjingkan hukum alam ya. Terkadang  pernikahan beda usia itu ceweknya yang kekanak – kanakan lalu si cowoknya lebih dewasa. Engga apa – apa itu lebih baik ya, bisa membina rumah tangga yang lebih dewasa, romantis dan harmonis,”katanya pada redaksi.

Dewi tandaskan, ia akan cuek dengan omongan orang sekitar. Selain itu ia menilai pria yang lebih dewasa biasanya lebih bijak dan bisa menjaga komitmennya, sabar dan setia.

“Kita punya pendirian, kita punya pendapat, untuk orang lain boleh mengomentari untuk kita up to you,”tandasnya.

Baca Juga :

Kendati demikian, mojang Kota Kembang Bandung ini, tak setuju bila permikahan beda usia didasarkan pada faktor lain, semisal ekonomi.
See also  Saking Cinta Pada Mendiang Sang Istri Pria Ini Tidur di Samping Makamnya

Bila itu terjadi menurutnya, secara psikologis bisa berdampak pada kehidupan rumah tangga. Biarkanlah cinta yang mendasari mahligai pernikahan.

“Engga setuju banget. Kan kita punya hak azasi punya perasaan, yang namanya perasaan engga bisa dipaksa dong,”tegasnya.

Kalaupun itu terjadi, dikembalikan pada orang tua dan si anak, poinnya adalah kebahagian.lahir batin.

“Kalau anaknya mau yang engga apa – apa juga. Anak bahagia, orang tua pun ikut bahagia,”pungkasnya.

(Res)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *