Mamah Muda Ini Tak Tahan Dengan Kekerasan, Putuskan Cerai, Hak Mengasuh Anak Jadi Problem

Mamah muda
Kekerasan yang dialaminya, istri muda ini putuskan berpisah dengan suami.
(Photo ilustrasi)

spirit.my.id – Rumah tangga sejatinya penuh cinta kasih dan kedamaian.

Namun apa jadinya jika di tengah perjalanan biduk rumah tangga goncang terkena prahara, seperti yang menimpa seorang mamah muda ini.

Sebut saja Bunga namanya, kebahagian rumah tangganya hanya berlangsung 3 tahun yang telah dikaruniai seorang anak laki-laki yang lucu.


Kekerasan dalam rumah tangga atau sering disebut KDRT, penyebabnya. Bunga kerap mendapat perlakuan yang tak pantas dari sang suami.

“Kalau mukul, nempeleng dikontrakan. Lebih ke cemburuan padahal saya biasa-biasa saja, engga melakukan yang engga-engga. Perasaan patuh sama suami,” katanya dengan suara berat.

Kondisi suami yang doyan melakukan kekerasan dipendamnya hampir setahun lebih. Si buah hati yang masih balita sebabnya.

Selama itu pula, jika suami merasa kurang sreg dengan sikap Bunga, tamparan dibarengi dengan kata-kata kasar harus diterimanya.

“Pernah juga di tempat kerjaan di depan teman-teman kerja. Bunga malu sampai nangis,” lanjutnya dengan mimik sedih.

Bagaimana dengan orang tuanya ?

Perempuan kelahiran 2000 ini, berusaha menutupi kondisi bahtera rumah tangganya jangan sampai diketahui oleh sang orang tua.


Namun, perlakuan suami yang tak pantas akhirnya bocor juga.

“Asalnya sih menjaga hati orang tua, ya gimana engga mau lihat rumah tangganya anaknya kaya gitu,” imbuh Bunga.

Dan akhirnya Bunga memutuskan bercerai. Perceraiannya mendapat dukungan dari orang tua serta sohib-sohib kerjanya.

Namun permasalah tidak berhenti sampai disini, lantaran sang anak diboyong mantan suaminya.

Bunga dan keluarga tak tinggal diam. Dirinya dengan sekuat tenaga mengambil sang anak, namun sampai detik ini  belum ada hasil karena si suami mempertahankannya.

See also  Om Kus Lalana : Musik Sunda Harus di Mumule Sebab Itu Hits Lagunya Dua Pilihan

“Hampir 2 bulan tidak ketemu sama anak. Saya sama keluarga, orang tua sudah kesana mau ngambil anak tapi malah nuduh yang engga-engga, mau nyulik katanya. Pengen Bunga saling mengasuh aja,” terangnya kesal.

Kendati demikian, Bunga berharap status rumah tangganya segera kelar. Proses perceraian yang sudah diajukannya ke pengadilan secepatnya tuntas.

Dengan begitu hak asuh anak pun bisa diselesaikan dengan baik dan adil.

Bunga sendiri kini fokus meniti karir di sebuah agen alat-alat komunikasi di Kabupaten Bandung Barat.

“Hikmahnya banyak, Bunga kedepan makin dewasa dan sekarang fokus saja dipekerjaan,” tandasnya seraya tersenyum.

Di akhir obrolan, Bunga berharap mendapat bantuan terutama dari pihak terkait seperti perlindingan anak dan perempuan karena proses perceraiannya masih terkatung-katung.

(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *