Malulah Mengaku Ustaz Tapi Tidak Memenuhi Persyaratan Salah Satunya Harus Punya Guru

Ustadz
Seorang Ustadz atas dasar pengakuan dari masyarakat bukan klaim sendiri atau sekelompok orang.
(Foto ilustrasi)


spirit.my.id Ustaz adalah seorang guru atau pengajar yang ahli dalam ilmu agama.

Sebab itu, seorang Ustaz harus memiliki pengetahuan yang mumpuni juga menjadi panutan baik dalam perilaku maupun perkataan.

Di banyak mushola, hanggar, Masjid, pengajian Ustaz adalah pemimpinnya.

Namun tak menampik, tak sedikit seorang Ustaz menyimpang baik dari segi keilmuan dan etika.

Apa penyebab seorang Ustaz bisa menyimpang ?

Menurut Ustaz muda Farham Mustofa, terjadinya penyimpangan atau ketidaksesuaian dengan gelar Ustaz lantaran basiknya bukan dari Pesantren atau tidak berguru.

“Untuk menjadi seorang Ustaz harus terpenuhi beberapa syarat. Satu, dia punya guru, karena sanad keilmuannya jelas. kedua, dia pernah Pesantren, otomatis dia punya guru yang jelas ilmu agamanya turunan keilmuannya asalnya dari mana sampai pada kita seperti yangvditerangkan oleh Rasululloh Nabi Muhammad SAW,” terangnya pada redaksi.

Di era sekarang, banyak orang yang ilmu agamanya bagus, wawasan keagamaanya luas, menguasai Al-Quran, hadist, dalil-dalil, dengan entengnya mendapat gelar Ustaz.

Ustadz muda ini tak menutup mata hal demikian banyak terjadi. Namun, menurutnya, ada perbedaan Ustaz yang punya guru atau sanadnya pasti dengan Ustaz yang tak jelas gurunya.

“Pertama dari karakter. Ustaz yang punya guru dari sikap dan adab pasti beda. Ustaz yang tidak punya guru tidak terlihat ciri keustazannya. Misalnya ada santri saat Pesantren, ketika ada guru langsung praktek seperti apa adab, sikap, karena ada gurunya pasti dibahas sehingga dari hal itu saja jelas kesanadannya,” jelasnya.

Ustaz muda Farham

Dia pun menandaskan, orang yang ilmu agamanya luas, bisa saja sumbernya dari internet, ikut kajian atau yang lain.
See also  Cinta Berantakan "Kok Harus Sama Dia Yang Dikenal"

Dan hal itu, belum bisa menjamin dengan apa yang dibaca apakah bisa dipraktekan atau tidak.

“Sumber dari internet, hanya teori saja, sedangkan ada guru langsung dengan praktek, melihat, mendengar saat gurunya menyampaikan, melihat praktek ilmu yang sedang diajarkan. Jadi antara ilmu dan praktek seimbang, tidak hanya membaca dan mendengarkan saja,” tandasnya.

Lanjutnya, setinggi apapun ilmu agamanya, kalau tanpa guru tidak pantas menyandang gelar Ustaz.

Ustadz seperti itu hanya ilmu baca saja. Dan kadang menyesatkan karena tidak ada pembimbing.

“Ustaz yang hanya baca saja, kadang pakai logikanya sendiri, pendapatnya sendiri, akhirnya menyesatkan bikin resah di masyarakat,” imbuhnya.

Mirisnya, masyarakat sekarang dengan mudah menyebut Ustaz pada seseorang hanya melihat sering ke Masjid, memimpin pengajian, intinya terbuai oleh penampilan.

Menyandang gelar Ustaz, harus pengakuan dari masyarakat luas bukan klaim dirinya atau sekelompok orang.

“Saya juga kadang heran, ko cuma bisa jadi imam sholat saja sudah disebut Ustadz. Anehnya lagi orang itu sendiri yang berani mengaku Ustaz,” tegasnya.

Sang Ustadz pun beri contoh, salah satu pimpinan Pesantren  karena tidak punya guru, sanadnya tidak jelas jadi menyimpang.

” Mohon maaf tidak menuduh, kalau dihubungkan dengan sanad atau guru, siapa guru, sanadnya Panji Gumilang pimpinan Al-Zaytun,” tuntasnya.

(Res)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *