Lahirnya Generasi Muda yang Baik Karena Peran Orang Tua Memperhatikan Nilai-Nilai Agama

Pendidikan347 Views

Generasi muda
Peran orang tua sangat penting dalam melahirkan generasi muda yang berkarakter tangguh dan mandiri.
(Foto MI A-Jannah KBB)

spirit.my.id – Di era yang semakin moderen, kita dibikin miris pasalnya sebagian generasi muda memiliki ahlak yang kurang terpuji.

Generasi muda sekarang, lebih condong mengedepankan penampilan dari pada prestasi.

Untuk mengatasi hal demikian tentu saja peran orang tua sangat dibutuhkan.

Seperti diketahui, orang tua adalah orang pertama yang memberikan pendidikan mulai dari usia dini, anak-anak sampai dewasa.

Artinya orang tua lah yang pertama kali  membentuk karakter si anak.

Namun begitu, tak sedikit orang tua  lalai dalam menjalankan perannya akibatnya si anak kurang perhatian.

Gejala ini sudah mewabah, seperti yang dirasakan oleh seorang guru sekaligus Ustaz, bernama Ramdhani.

Ustaz milineal ini berbagi pengalaman. Dikatakan, saat ini sebagian orang tua lebih memperhatikan kekurangan secara lahiriah saja.

“Banyak orang tua yang lebih memperhatikan pada kebutuhan fisik saja seperti makannya, pakaiannya. Tapi ketika keimanan, nilai agama jarang diperhatikan,” katanya pada redaksi.

Generasi muda Islami.

Memang tak menampik, seiring jaman semakin maju orang tua ingin melihat anaknya berkembang mengikuti tren.

Namun menurut sang Ustaz, alangkah baiknya diimbangi dengan kebutuhan rohani atau agama.

“Keimanan itu kan berkaitan dengan moral. Contohnya ketika pelajaran matematika atau pelajaran lain dapat nilai jelek, orang tua pasti protes, marah. Tapi ketika anaknya tidak bisa ngaji, baca Al-Quran, tidak paham agama, mana orang tua protes, acuh tidak peduli,” tandas Ustaz kelahiran 1998 ini.

“Contoh, anaknya ikut les musik, piano, olahraga, orang tua berani mengeluarkan duit besar. Tapi kalau untuk belajar agama, ngaji, menanankan nilai-nilai agama, kadang orang tua menyepelekan. Ini pengalaman saya,”  lanjutnya.

See also  Full Day Agar Indah Di Akhir Pemerannya Mesti Diri Sendiri

Jika keadaan ini terus berlanjut dirinya khawatir generasi muda akan kena dampak yakni terjadi degradasi moral yang semakin akut.

Untuk mengatasi ini, seimbangkan antara kebutuhan fisik dengan batin yaitu tanankan pemahaman agama yang kuat.

“Kalau kurang makan, kurang kebutuhan materi, seperti akan mati besok. Sementara kurang dasar agama padahal kan yang membentuk karakter anak soleh tidaknya nilai-nilai agama. Ketika anak tidak ngaji acuh, ketika anak tidak sekolah dicari-cari, marah,” tandasnya.

Bila dibandingkan dengan dulu, ia meniai ada perbedaan mencolok.

Meski si orang tua pendidikannya rendah, tapi kesadaran betapa pentingnya pemahaman agama orang tua sangat memperhatikan. Apapun akan dilakukan demi si anak mendapatkan pelajaran agama.

“Sekarang prihatin, banyak orang tua protes, marah ke sekolah. Kejadian hanya di jewer disuruh sholat, orang tua nuntut marah nuntut sekian puluh juta. Intinya ingin si anak pintar, sukses, masalah soleh atau tidaknya tidak diperhatikan. Anak pintar, sukses tapi tidak soleh dijamin keblinger. Kalau jadi pejabat nanti karena kurang pondasi agama, bisa jadi koruptor atau terjerat kasus hukum,” tegasnya tersenyum menutup.

(Res)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *