 |
| Begini gaya SMA tahun 90. Di era ini banyak cerita menarik mengiringi yang sulit dilupakan. |
spirit.my.id – Masa SMA di tahun 80 – 90 an, dimana waktu itu belum ada internet serta alat komunikasi canggih lainnya, tapi tak kalah seru dengan era milineal seperti sekarang.
Justru banyak cerita indah menemani saat abu putih menempel di badan.
Badung iya, namun tidak berani melawan bapak ibu guru.
Artikel Terkait :
https://spirit.my.id/2021/07/surat-cinta–lewat-pak-pos-terlalu-indah-untuk-dilupakan.html?m=1
Mungkin masih ingat meski bukan di sekolah, bila melihat guru dari kejauhan langsung dihampiri sambil cium tangannya.
Apalagi di sekolah, sangat segan, patuh serta hormat.
Dan banyak contoh lainnya yang menggambarkan betapa guru merupakam orang tua kedua yang sangat dihormati dan dipatuhi.
Berharap di era globalisasi sekarang, perilaku itu masih terjaga.
Dibalik warna warni SMA jadul, banyak diiringi cerita menggelitik di masa seperti yang diceritakan Iwan Rohimat.
Begini ceritanya.
Saat masuk siang, ia ogah ke sekolah. Agar ada teman bolos Iwan merayu 4 teman dan sukses.
Nongkronglah Iwan dan temannya di belakang pasar. Dan Kebetulan ada pohon kelapa.
“Pohon kelapa punya siapa, enak tuh kelapa mudanya panas gini,” kata teman Iwan bernama Didi.
Pertanyaan tersebut dijawab oleh Jujun.
“Sok aja kalau mau mah, tenang punya kakek ku,” jawab Didi santai.
Tak banyak tanya Dadan, langsung naik sementara yang lain nunggu di bawah.
Nah saat Dadan siap mengambil kelapa muda, tiba – tiba ada teriakan yang samgat mengagetkan Iwan cs.
“Hoy bangsat, beraninya kamu maling kelapa saya,” teriaknya sambil menghampiri. di lain pihak Dadan yang masih di atas ketakutan.
“Maaf pak kata teman saya punya kakeknya,” jawab Iwan gemetaran.
“Bohong, awas sekali lagi saya laporkan ke sekolah,” umpat si bapak.
Singkat cerita, ternyata Dadan berbohong.
Sebenarnya pohon kelapa bukan milik kakeknya, ia hanya mencari akal supaya temannya naik, dengan begitu dia bisa makan dan minum kelapa muda gratis.
“Iya pak maaf – maaf,” ucapnya sambil pergi.
Dapat dibayangkan Iwan, murka maksimal dengan si Jujun karena sudah dikadalin.
“Untung si Didi engga terjun bebas lompat dari atas” tutur Iwan sambil tertawa.
cerita lainnya.
Waktu itu, punya motor terbilang anak orang kaya. Ada temannya, setiap ke sekolah bawa kuda besi.
Iwan punya pikiran gokil, mau ngerjain temannya itu.
Iwan beraksi dengan membocorkan ban. Aksinya sukses.
Pas pulang, si empunya motor kaget ban motornya kempes.
Baca Juga :
https://spirit.my.id/2019/08/semoga-dia-peka-dan-membuka-hatinya.html?m=1
Terpaksa dia mendorong.
Iwan menunggu di jalan.
” kenapa di dorong, kempes bannya ya,” tanyanya pura – pura tidak tahu.
Ternyata Iwan ngambek sama temannya yang punya motor.
‘Kesel engga pernah dibonceng,” ungkapnya sambil tertawa.
Berita seputar olahraga nasional, Jawa Barat serta Persib kunjungi :
Kunjungi kanal YouTube spirit media inspirator. Sub, suka dan komentar.
https://m.youtube.com/channel/UCVwuWm_OqbkpnavfgIRtrsQ
(Res)
