spirit.my.id – Perjalanan Timnas bola voli putri Merah Putih di ajang kompetisi voli Asia Tenggara yang diikuti 4 negara yakni Indonesia, Thailand, Vietnam dan Filipina SEA V LEAGUE, berakhir sudah dengan keterpurukan.
Bagaimana tidak, Wilda Siti Nurfadillah cs dari 2 seri yang sudah dilakoni. Seri pertama di Thailand, hanya rebut 1 set kemenangan kontra Filipina 1-3 (23-25, 25-15, 23-25, 21-25). lawan Thailand 0-3 ( 14-25, 20-25, 11-25 ) dan Vietnam dibungkam 0-3 (19-25, 17-25, 19-25).
Lalu di seri Vietnam, Timnas Merah Putih takluk dihantam Thailand 3-0 ( 15-25, 22-25, 23-25), Vietnam 1-3 ( 15-25, 25-15, 21-25, 21-25 ), dan Filipina 2-3 (25-20, 20-25, 25-16, 20-25 dan 10-15).
Raihan hasil babak belur tersebut, menempatkan srikandi-srikandi voli Merah Putih duduk di posisi 4 alias juru kunci.
Terpuruknya Timnas putri di ajang SEA V LEAGUE 2024, merupakan yang terburuk sejak digelar 2019.
Tanpa Persiapan
Memang jika melihat persiapan sangat minim. Skuad Garuda yang dipanggil dinilai masih kelelahan karena usai Proliga 2024. Bahkan beberapa pemain belum bersentuhan lagi dengan bola voli. Seperti sang Kapten Wilda Siti Nurfadillah. Pengakuannya sudah 11 hari tidak latihan usai Proliga. Ujug-ujug mendapat panggilan Timnas otomatis tak ada TC H-2 langsung otw Vietnam.
Masuknya, Nurlaili Kusuma (outside hitter), dan Tisya (setter), di seri Thailand tidak terlalu berdampak, namun ada progres terutama serangan lebih bertenaga dan bervariasi.
Terlepas hal semua itu, tak dipungkiri performa Timnas dilapangan memang banyak kelemahan. Yang patut mendapat sorotan di sisi pertahanan dan receive atau bola pertama.
Pertahanan yang terdiri dari blok, dig, cover dan pembacaan arah bola, menjadi titik lemah yang menonjol. Demikian pula dengan receive. Kerap bola pertama tidak sampai sehingga sang setter harus bergerak 2 atau 3 langkah akibatnya serangan tak sesuai skema permainan. Kedua teknis skil ini kedepan perlu mendapat perhatian lebih kalau perlu hadirkan pelatih khusus yang hebat dan punya mesin untuk defence dan bola pertama.
Tak hanya itu, kelemahan lain tidak stabilnya setter dalam mengumpan. Kelemahan yang kerap menghantui ketika serangan beruntun. Umpan kedua dan selanjutnya kadang tidak pas sehingga gagal bahkan menjadi serangan balik lawan.
Babak belurnya timnas di SEA V LEAGUE 2024, sejatinya menjadi cambuk buat federasi (PBVSI) lebih profesional lagi dalam mengambil langkah untuk kemajuan bola voli Tanah Air. Bila tidak ada perubahan gaungan reformasi federasi dari voli mania akan semakin kencang menghembus.
Federasi harus lebih banyak ikut event kelompok umur U-16, 18, 20 tahun. Kejuaraan kelompok umur ini diperlukan sebagai ajang meningkatkan skil, mental dan teknis pemain. Jika tidak jangan harap ada prestasi diraih.
Kedepan, Timnas Putri diharapkan semakin membaik dan tuai prestasi.
(*)