spirit.my.id – Gacornya pasukan Garuda Muda di AVC U-20 Asian volleyball Championship 2024, bikin takjub dan bangga.
Raihan impresif skuad Garuda Muda membuat federasi bola voli Indonesia (PBVSI), tersenyum puas lantaran target yang diusung tercapai yakni masuk semifinal dan rebut tiket FIVB Word volleyball Championship U-21 tahun 2025.
Bergabung di pul A, bersama Hongkong, Arab Saudi danĀ Australia. Tim yang diarsiteki Li Qiujiang ini tampil garang. Ketiganya disikat tanpa ampun.
Hongkong dibekuk 3-0 (25-10, 25-21, 25-14). Arab Saudi 3-0 (25-20, 25-13, 25-19). Australia 3-1 (23-25, 25-21, 25-23, 25-20).
Lanjut di babak 8 besar, hantam India dengan skor 3-1 (25-20, 25-23, 16-25, 25-18).
Namun, gagahnya Garuda Muda terhenti oleh raksasa Asia yaitu Jepang. 2 kali bertemu kalah. Masing-masing di fase semifinal 0-3 (26-28, 22-25, 21-25), dan perebutan juara 3, 1-3 (23-25, 27-25, 25-18, 25-20).
Mesin Garuda Muda Harus Lebih Dipanaskan
Menyimak performa Merah Putih selama gelaran AVC Asian U-20 Championship. Secara skil individu, para pemain Merah Putih tidak dibawah 3 tim teratas yakni Iran, Korea Selatan dan Jepang. Penguasaan teknik bola voli patut diacungi jempol. Yang membedakan adalah kematangan saat disatukan menjadi sebuah tim.
Kontestan terutama Iran, Jepang, Korea selatan, selalu rutin mengikuti agenda event kejuaraan kelompok umur sehingga persiapan pun sangat matang. Sedangkan Timnas terakhir kiprahnya di kelompok umur tahun 2010, jamannya Sigit Ardian dan Putu Randu.
Meski Timnas Merah Putih tampil gemilang, masih ada kelemahan mendasar seperti bola pertama yang sering tidak sampai sehingga sang tosser harus bergerak lebih dari 2 langkah menyebabkan olah bola untuk serangan kurang maksimal. Di reaksi bola liar, pembacaan arah bola dan kesigapan terlihat kurang gesit. Dan fatalnya, kedua eror ini kerap terjadi di saat poin-poin psikologis memasuki angka 20.
Karena bola pertama tidak maksimal, menyebabkan agresivitas dan kestabilan permainan yang sudah kencang terganggu. Ritme permainan pun menurun dan momen ini dimanfaatkan oleh lawan.
Selain itu, serangan balik yang sering gagal karena umpan setter yang tidak pas dan kurang tenangnya pemain dalam reset serangan. Contohnya saat melawan Jepang. Unggul 24-22, bisa disamakan bahkan berbalik kalah.
Disisi lain, butuh sosok pemain yang bisa menjadi pemimpin yang bisa membangkitkan semangat ketika permainan menurun. Saat kontra Jepang, momentum set ke 2, yang seharusnya menang tapi berbalik kalah. Efeknya memasuki set ke 3, fighting spirit merosot tajam dan tidak bisa kembali pulih dengan cepat karena tidak ada sosok yang bisa memulihkan situasi seperti ini.
Terlepas dari kekurangan dan kelemahan, voli mania Tanah Air patut acungi jempol atas perjuangan pasukan muda Merah Putih.
Penantian 36 tahun untuk tampil di Piala Dunia U-21 kini terwujud. Masih ada waktu 1 tahun untuk persiapan memperbaiki mesin agar tampil maksimal.
Di event tahun ini Iran menjadi juara setelah kandaskan perlawanan Korea Selatan 3-0 (12-25, 18-25, 22-25).
Jepang juara 3 dan Timnas Indonesia juara ke-4.
Selamat kepada Dawuda Alaih, ponggawa Merah Putih yang terpilih sebagai best opposite di Piala Asia U-20, 2024.
Pertandingan grand final dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, Senin, 30 Juli 2024.
(*)