Papajar tradisi sambut lebaran dengan makan bersama. |
spirit.my.id – Setiap jelang bulan Ramadhan, ada tradisi menarik di Indonesia khususnya di tanah Sunda.
Tradisi ini disebut Papajar yakni makan bersama sebagai bagian dari silaturahmi sambut bulan puasa.
Nah hal ini dilakukan juga oleh seorang guru olahraga SD Negeri bernama Diyah.
Namun momen Papajar tahun1445 Hijriyah ini terasa special lantaran disatukan dengan tasyakur atau ulang tahunnya yang ke 59.
Dengan mengambil tempat di sebuah Rumah Makan di daerah Cililin, Kabupaten Bandung Barat, acara Tasyakur dan Papajar berlangsung sederhana namun hidmat.
Rekan-rekan Diyah dari guru olahraga dan umum antusias dan gembira menikmati acara bahkan sebagian guru ada yang membawa anaknya.
Tak hanya guru, Kepala Sekolah dari SDN Margamekar, Kecamatan Cihampelas, KBB, Hajah Imas Hamidah S.Pd, turut hadir.
Selain itu, tamu special lainnya yang hadir diantaranya Ketua KKGO Cihampelas Purqon Sidik dan mantan pengawas Iwa Kartiwa.
Acara dibuka oleh Ketua KKGO, sekaligus doa, serta Iwa Kartiwa berupa ucapan selamat ulang tahun yang ke 59 tahun kepada Diyah.
Setelah itu dilanjutkan dengan ramah tamah dengan menyantap sajian makanan khas Sunda yang mengundang selera.
Usai acara, Diyah mengatakan, setiap tahun dirinya selalu mengadakan acara jelang bulan Puasa.
“Sebenarnya hari ulang tahun tanggal 15 Maret tapi dikarenakan sudah puasa jadi dilaksanakan sekarang sekalian Papajar, tadinya mau setelah Puasa halal bihalal tapi guru yang lain guru muda inginnya sekarang,” katanya seraya tersenyum, pada Kamis, 7 Maret 2024.
Bu Guru Olahraga ini bersyukur banyak rekan-rekan sesama guru hadir dan tentunya berharap di usia senja semakin berkah dan bermanfaat.
“Ya ingin panjang umur, sehat, banyak rejeki amin. Kalau memang ada jodoh yang baik kalau tidak baik mah buat apalah,” lanjutnya tertawa.
Di bulan puasa sekarang, ibu 3 anak ini yakin akan bisa lebih meningkatkan amal ibadahnya.
“Selain yang wajib bisa melaksanakan sunat-sunat lainnya, amalan-amalan lainnya karena bulan puasa besarkan pahalanya,” ucapnya menutup.
Awal Mula Papajar
Papajar merupakan tradisi orang Sunda sejak era tahun 80 an. Konon katanya papajar singkatan dari mapag fajar.
Papajar dipahami sebagai kebiasaan untuk melakukan rekreasi menjelang datangnya bulan Ramadhan. Papajar bisa disamakan juga dengan munggahan walau secara spesifik agak berbeda.
Secara teknis biasanya para keluarga atau (rombongan dari sebuah komunitas atau lembaga) membawa makanan seperti nasi timbel atau ngaliwet lengkap dengan lauknya ke tempat rekreasi dan makan bersama di sana, baik di rerumputan maupun membawa tikar yang digelar.
Sementara kalangan muda biasanya menikmati Papajar dengan bermotor piknik ke tempat rekreasi dan menghabiskan waktu dengan ngopi, ngobrol, makan, hingga bermain gitar.
Awal mula adanya papajar, yakni berawal dari para ulama di daerah Cianjur, seperti yang di sampaikan oleh Abah Ruskawan, Ketua Lembaga Kebudayaan Cianjur (LKC) Kabupaten Cianjur.
Abah Ruskawan mengatakan, istilah papajar secara umum hanya ada di Cianjur, karena di daerah lain disebut munggahan.
“Papajar itu bagian dari tradisi dan tradisi itu susah dihilangkan. sehingga akan terus menjadi kebiasaan. Memang belum ada penelitian khusus terkait papajar ini, namun secara opini yang terbangun setelah ngobrol dengan berbagai tokoh, memang papajar itu asli dari Cianjur,” katanya, dikutip dari Cianjur Today.
(*)