Pemuda Ini Terbang Ke Prancis Karena Pengolahan Kotoran Sapi

Pemuda karena kotoran sapi
Deni bersama relawan

spirit.my.id – Pemuda satu ini pantas diberi apresiasi tinggi lantaran dedikasinya di dunia kerelawanan telah membawanya terbang ke Prancis mewakili Great Indonesia yang bergabung dengan relawan dari puluhan negara di belahan dunia lain untuk mengikuti training World Of Change di tahun 2019 silam.

Pemuda bernama lengkap Deni Irawan, sejak bergabung dengan Great Indonesia yang berkantor pusat di Semarang, Jawa Tengah, naluri untuk mengabdi di masyarakat makin terasah. Dibuktikan  dengan mengajar di sebuah Desa terpencil, Kampung Batu Lonceng, Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.


Deni, begitu dipanggil, menuturkan, disana ia memberi edukasi tentang pengolahan limbah kotoran dan pendidikan luar sekolah.

“Dalam kontek dunia sosial mungkin prestasi itu engga ada ya, tapi lebih ke pengabdian. Dari 2016 sampai 2018 an, saya mengabdi untuk mengajar di sebuah pedesaan terpencil nama desanya, Kampung Batu Lonceng, Desa Suteun Jaya, Kecamatan Lembang.  Di sana saya mengabdi untuk membantu masyarakat dalam  pengolahan kotoran sapi. jadi cara mengolah limbah kotoran sapi menjadi barang berguna untuk masyarakat sekitar. Yang kedua pendidikan non formal jadi disana  saya mengjar bahasa asing untuk pemuda, kaya karang taruna .Untuk SD lebih ke lesnya kalau pemuda lebih ke pengembangan diri,” katanya pada Redaksi.


Lantas , Deni menjelaskan, untuk pendidikan non formal yang bersifat pengembangan diri, karena bisa menjadi nilai lebih apalagi di sana daerah wisata.

Berkat pengabdiannya, Sudah ada dua pemuda pergi ke luar negeri dalam pertukaran pemuda padahal keduanya lulusan SD.

“Bahwa karena banyak potensi bisa menjadi nilai lebih buat mereka. Maka dari itu Alhamdulilah ada dua dari Kampung Lonceng yang sudah berangkatt. Tidak ada prestasi hanya lulusan SD bisa dapat kesempatan pertukaran pemuda di Portugal dan Malaysia,” jelasnya.

See also  Nuraliyah : Kuliah Sambil Ngurus Anak

Selama dua tahun berada di Desa itu, ia dekat dengan masyarakat sekitar, selalu sharing. Dan ketika ke Prancis, ia presentasikan pengalaman pengabdiannya selama dua tahun di Desa itu.

“Jadi saya presentasikan tentang pengolahan limbah saja, karena waktu di sana itu kita mengangkat isu SDG, kaya agen of change. Karena itu dari Kampung saya bawa kesana dan ternyata pihak sana (Great International) tertarik dengan projek yang yang mau saya bikin yaitu pengolahan limbah kotoran hewan bisa menjadi bio gas, batako dan kompos,” terangnya.

Karena itu, pulang dari training, ia membawa oleh – oleh berupa PR, yaitu proyek tersebut harus dikembangkan lagi, tapi dengan syarat peserta harus lima negara untuk ikut berkontribusi dalam proyeknya.

“Karena Asia ada dari Kamboja, Indonesia, Makao, Thailand. Teman saya dari Prancis, ada dari Portugal, photograper dari Italia dan dua orang relawan dari Jerman. Selama dua minggu, tahun 2020,” ucapnya.

Dampak yang ditimbulkan dari pengolahan kotoran sapi, Deni melihat, masyarakat di Desa sudah terbukda wawasannya bahwa  kotoran hewan bisa bermanfaat dan  kini proyeknya itu sudah mendapat perhatian dari Kementerian Lingkungan Hidup. 

“Dampaknya yang pertama khususnya daerah sana ya, masyarakat lebih memahami bahwa pengolahan kotoran sapi itu bisa diolah.Sudah dilaksanakan ada kolaborasi sama Kementerian Lingkungan Hidup,” pungkasnya.

(Res) 



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *