Kekerasan dalam pacaran karena karakter yang dibentuk buruk. Salah satu solusinya perdalam ilmu agama. |
spirit.my.id – Dunia pacaran di jaman sekarang bikin miris. Bagaimana tidak banyak terjadi tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pacarnya sendiri.
Kekerasan dalam pacaran (KDP) atau dating violence merupakan perilaku kasar, agresif, dan membatasi dalam sebuah hubungan pacaran.
Korban umumnya adalah kaum Hawa karena cenderung lemah, kurang percaya diri, dan sangat mencintai pasangannya.
Bentuk-bentuk kekerasan pada perempuan dalam pacaran diantaranya:
1. Kekerasan fisik seperti memukul, menampar, menendang, mendorong, mencekram dengan keras pada tubuh pasangan dan serangkaian tindakan fisik yang lain.
2. Kekerasan emosional atau psikologis seperti mengancam, memanggil dengan sebutan yang mempermalukan pasangan menjelek-jelekan dan lainnya.
3. Kekerasan ekonomi seperti meminta pasangan untuk mencukupi segala keperluan hidupnya seperti memanfaatkan atau menguras harta pasangan.
4. Kekerasan seksual seperti memeluk, mencium, meraba hingga memaksa untuk melakukan hubungan seksual dibawah ancaman.
5. Kekerasan pembatasan aktivitas oleh pasangan banyak menghantui perempuan dalam berpacaran, seperti pasangan terlalu posesif, terlalu mengekang, sering menaruh curiga, selalu mengatur apapun yang dilakukan, hingga mudah marah dan suka mengancam.
Adapun dampak yang ditimbulkan kekerasan dalam pacaran diantaranya terjadi gangguan kesehatan dan psikis perempuan yang menjadi korban. Wanita korban kekerasan fisik atau seksual dalam berpacaran beresiko mengalami keluhan kesehatan 1,5 kali lebih banyak.
Dampak fisik yang ditimbulkan kekerasan oleh pacar bisa berupa memar, patah tulang, dan yang paling berbahaya dapat menyebabkan kecacatan permanen, sedangkan untuk dampak psikologis berupa sakit hati, jatuhnya harga diri, malu dan merasa hina, menyalahkan diri sendiri, ketakutan akan bayang-bayang kekerasan, bingung, cemas, tidak mempercayai diri sendiri dan orang lain, merasa bersalah, memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi hingga munculnya keinginan untuk bunuh diri
Untuk menghindari kekerasan dalam pacaran, perempuan harus berani melawan dan melaporkannya lantaran negara sudah punya undang-undang perlindungan perempuan yang bisa menjerat pelaku kekerasan dalam pacaran secara hukum.
Menurut seorang Ustadz muda, Endang Permana, kekerasan dalam pacaran salah satu sebab kurang memperdalam ilmu agama lebih mendahulukan ilmu umum.
“Sekolah ia, maksudnya pelajaran umum. Tapi yang lebih signifikan agama karena agama itu wahyu dari Allah. Jadi ajaran agama terutama Islam pasti sempurna dari pada ilmu umum karena ilmu umum buatan manusia hasil dari pemikiran manusia,” katanya.
Guru SD IT Cahaya Qurani ini meyakini, kekerasan oleh pasangan tidak lepas dari buruknya pribadi karena jauh dari agama.
“Jadi menurut saya ilmu umum tidak menjamin 100 persen karakter menjadi baik kadang yang nulis ilmu hanya pintar teori saja. Tapi ilmu agama jelas ciptaan Allah dengan pengamalannya,” tandasnya.
Berikut suara masyarakat terhadap tindakan kekerasan dalam pacaran.
“Engga baiklah dikarenakan nantinya bisa terjadi kdrt kalau misalkan keduanya menikah. Dan juga kekerasan pacaran atau rumah tangga bisa menimbulkan traumatik kejiwaan yang panjang terutama bagi perempuan,” Umar, mahasiswa.
“Engga baik karena mereka belum ada ikatan, yang sudah menikah aja kekerasan engga boleh apalagi masih pacaran. Kalau ada permasalahan diomongin baik-baik aja atau mending taaruf jangan pacaran, pasti lebih aman,” Novi, ibu rumah tangga.
“Ngeri banget ya pacaran jaman sekarang sampai ada pembunuhan segala. Ya kita harus memberikan pelajaran buat menghentikan kekerasan itu. Kalau sudah ada kekerasan harus berani melaporkannya jangan malu,”Velin, perawat.
(RES)