Ciri Khas ngaliwet Ala Sunda Nasi Dalam Kastrol Dengan Alas Daun Pisang Bikin Makan Tambah Terus

 

Ngaliwet ala sunda
Ngaliwet bikin suasana nyaman dan menumbuhkan kebersamaan.

spirit.my.id – Sejak dulu di masyarakat Sunda ada tradisi ngaliwet yaitu makan bersama yang umumnya digelar memakai daun pisang yang dihamparkan memanjang.

Lalu nasi yang dimasak dalam kastrol dikeluarkan berbarengan dengan kawan – kawannya (lauk pauk) lalu makan bareng – bareng deh.


Dapat dibayangkan nikmatnya luar biasa, apalagi jika makannya di alam terbuka seperti di sawah, di ladang di pinggir sungai atau kolam, di jamin loh lidah makin bergoyang, makan tambah terus.

Ngaliwet di jaman now, makin berkembang dan bervariasi seiring banyaknya rumah makan atau resto yang menyediakan nasi liwet tanpa mengurangi rasa khas nasi liwet itu sendiri seperti memakai beragam rempah – rempah mulai daun salam, bawang, serai, garam, santan dll.

Nah yang bikin beda, nasi liwet harum mewangi tidak seperti nasi biasa.

Ngaliwet ala Sunda tak kenal usia, tempat dan waktu. Ada kesempatan langsung jadi meski harus patungan modal.

Terkait ini, ada seorang gadis yang demen banget sama ngaliwet, namanya Qori Solihah. ia mengatakan, tradisi ngaliwet kudu dipertahankan alasannya banyak makna terkandung tidak hanya sekedar makan saja.

“Di saat ada acara seperti itu kebersamaanya tuh banyak banget, mulai dari kita beli bahan – bahan atau bawa masing – masing perorangnya, terus masuk ke acara masak – masaknya. Di sana tuh kita masak berbeda – beda orang dan berbeda – beda rasakan,” katanya.

Cewek manis yang biasa disapa Qori ini menjelaskan, mulai dari persiapan saja sudah terasa aura kebersamaannya.

Ngaliwet paling sedikit 5 orang dan yang terlibat didalamnya disibukan dengan tugas dan tanggung jawab masing – masing.

See also  Ini Kisah Seorang Yahudi Peluk Islam di Indonesia

Ada yang kebagian tugas memasak, bikin sambal, mempersiapkan alas buat makan (umumnya daun pisang), meracik bumbu dan lain sebagainya.

Dan begitu semuanya telah siap. Pas makan, sangat terasa nikmatnya tanpa hiraukan kekuranganya. Yang ada senyuman suka cita.

“Nah disana kita saling merasakan masakan setiap orang yang masak, terus acara makan – makan juga rame – rame apa lagi kalau makan di daun itu terasa banget kebersamaan nya itu,” papar Qori tersenyum. sambil membayangkan kala dirinya ngaliwet bareng sohib – sohibnya.

Qori sendiri mengaku kangen berat sudah lama tidak ngaliwet sebab sibuk kerja.

Dan yang paling dirindukan Waktu ngaliwet, menurut Qori adalah tidak ada si kaya dan si miskin. Semuanya sederajat serta sejajar di mata nasi liwet.

“Iyaaa di situ juga kita semuanya berasa sama enggak ada bedanya yang kaya atau miskin,kita makan di tempat yang sama dan makanan yang sama,” tuntas Neng Qori.

(Res)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *