Tadarus di bulan Ramadhan menjadi saksi akan bukan penuh rahmat dan berkah. |
spirit.my.id
– Bila bulan puasa tiba, Masjid – Masjid dan Mushola selalu penuh dengan ragam aktifitas kerohanian berlomba untuk mendapatkan keberkahan.
Demikian pula dengan tadarus atau baca Al – Quran.
Selama bulan puasa, tadarus kerap terdengar dimulai setelah sholat subuh, siang sampai malam hari. Namun, dibalik itu ada anggapan tadarus hanya
kebudayaan selesai Ramadhan kembali sepi.
kebudayaan selesai Ramadhan kembali sepi.
Nah, terkait ini, seorang ustad bernama M.Oding
Muhtadir membantah keras tudingan seperti itu. Menurutnya yang beranggapan seperti itu orang yang kurang imannya.
Muhtadir membantah keras tudingan seperti itu. Menurutnya yang beranggapan seperti itu orang yang kurang imannya.
Artikel Terkait :
“Tidak setuju, baca Quran ada ketentuan yang ditentukan oleh
bulan Ramadhan. Satu penyesuaian turunnya Al- Quran, peningkatan pahala,
dilipakgandakan pahala, berharap tepat dengan malam lailatul qodar,”katanya kepada spirit media inspiratif.
bulan Ramadhan. Satu penyesuaian turunnya Al- Quran, peningkatan pahala,
dilipakgandakan pahala, berharap tepat dengan malam lailatul qodar,”katanya kepada spirit media inspiratif.
Lanjutnya,
baca Quran adalah sebuah keharusan meskipun bukan wajib.
baca Quran adalah sebuah keharusan meskipun bukan wajib.
“Membaca Quran itu memang sunatulah, dikerjakan mendapat
pahala, tidak pun tidak mendapat sangsi. Tapi alangkah baiknya apabila setelah
bulan Ramadhan kebiasaan tadarus terus berlanjut, tidak berhenti,” tandasnya.
pahala, tidak pun tidak mendapat sangsi. Tapi alangkah baiknya apabila setelah
bulan Ramadhan kebiasaan tadarus terus berlanjut, tidak berhenti,” tandasnya.
Baca Juga :
https://spirit.my.id/2021/04/reza-rahardian-berharap-bulan-ramadhan-tahun-ini-berkah.html
Sang ustad menegaskan, untuk urusan
ibadah biarlah Allah yang menilai, karena berhubungan dengan niat, manusia
sekedar menjalankan perintah.
ibadah biarlah Allah yang menilai, karena berhubungan dengan niat, manusia
sekedar menjalankan perintah.
“Sekali saya katakan ibadah itu tidak ada budaya. Budaya
hanya ada di bidang seni, olahraga,” tegas sang ustad menutup pembicaraan.
hanya ada di bidang seni, olahraga,” tegas sang ustad menutup pembicaraan.
(Res)