spirit.my.id
Mudahnya informasi yang datang dari luar seengganya bisa berimplikasi positif dan negatif.
Iya jika hal itu baik, its oke tak ada masalah, namun sebaliknya buruk, problem akan muncul.
Coba tengok deh, hal mendasar mengenai kesopanan atau etika anak muda jaman now, miris bukan ?
Dulu, tatak rama dan kesopanan nilainya begitu prestisius, terutama pada orang tua atau orang yang lebih tua. Sekarang boro – boro, padahal orang luar negeri menilai orang Indonesia itu top perilakunya.
Bisa kah dirubah ? Bisa dong, yakni kembali memperkuat aqidahnya masing – masing, terutama muslim menghayati ajaran Islam secara kontinyu dan mendalam.
“Gaya hidup sekarang jauh dari Islam kalau engga bicara Islam juga adabnya juga jauh dari kata sopan, sedangkan kata negara lain Indonesia itu ramah dan sopan tapi pada kenyataannya bisa lihat sendiri,” kata Siti Asiyah.
Wanita kelahiran 1997 itu menyampaikan, banyak karakter seseorang berseberangan dengan kondisi sebenarnnya contoh, realita dilapangan orang itu pendiam, tapi di media sosial aktif banget, di medsos pribadi aslinya terlihat.
Jadi si Neng tegaskan, media sosial bisa merubah pola pikir dan tabiat seseorang.
Nah, untuk meminimalisirnya, perempuan yang biasa dipanggil Siti ini kasih tips, jangan jauh dari sang Maha Pencipta.
“Harus tahu apa yang mereka anut, maksudnya agama yang dianut harus paham dulu kalau dia itu Islam, dia harus tahu dulu Islam itu seperti apa aturannya. Ketika dia tahu aturan Islam, paham tentang agamanya sendiri otomatis melakukan aktifitas apapun akan berhati – hati,’tandasnya dengan suara tinggi.
karena itu, bu guru muda ini mengajak kepada khalayak semua terlebih generasi milineal, ayo rubahlah gaya hidup sesuai dengan jati diri dan pribadi jangan ikut – ikutan gaya hidup yang tidak karuan.
Gunakanlah media sosial dengan pintar. kedepankan kebergunaannya kalau bisa hapus sisi negatifnya.
“Untuk remaja lebih cantik lagi menggunakan medsos, hanphone, harus cari manfaatnya dari media sosial. kan sekarang menggunakan media sosial juga gampang maka dari itu menggunakan media sosial dengan cerdas dan bijak, jangan terbawa emosi juga jangan terbawa arus opini juga. Intinya tabayun artinya pelajari – pelajari, literasi – literasi,”pungkasnya seraya tersenyum.
Oke lah kalau begitu bu!
(Res)