Asalnya El Manik ogah peluk Islam karena berat. (Photo Instagram) |
spirit.my.id – kepada siapa hidayah diberikan merupakan hak mutlak milik Allah. Mau pada pemabuk, penjudi, pembunuh dan sejenisnya tak ada yang bisa mencegah.
Nah, hal ini menimpa Emmanuel Malik atau lebih dikenal dengan nama bekennya El Manik, aktor kawakan tanah air.
El Manik, sebelumnya seorang Kristen yang taat, namun hidayah itu datang dengan cara yang sederhana sehingga membangunkan hatinya untuk peluk Islam.
Artikel Terkait :
https://spirit.my.id/2020/12/begini-perjalanan-mualaf-dj-katty-peluk.html?m=1
Pria kelahiran 17 November 1949 ini, menceritakan perjalanan spiritualnya menjadi seorang muslim.
Diakuinya, kala itu, ia bimbang dan penuh ragu dengan agama yang dianut sebelumnya karena banyak yang tidak sreg dengan hati nuraninya.
Lantas ia berdoa pada Tuhan untuk diberikan petunjuk agama baik apa yang harus dianut.
Menariknya saat berdoa, ia malah ogah diberi pilihan Islam alasannya berat karena banyak ritual yang harus dijalankan, salah satunya puasa.
“Saya sadar Tuhan itu ada. Saya sendiri bingung karena banyak agama yang ditawarkan pada saya. Sambil berdoa saya menangis. ‘Tolong pilihkan agama yang baik buat saya ya Tuhan. Kalau bisa jangan Islam.’ Islam kan berat, lagi enak-enak tidur mesti bangun, shalat. Lima kali lagi shalatnya. Belum lagi puasa. Saya jam sebelas sudah gemetar kalau belum makan,” ucapnya seraya tersenyum.
Dan yang bikin aktor senior ini semakin bimbang adalah mendapati istri dan anaknya sudah Islam.
Lantas ia berpikir jika dirinya meninggal dengan ketidakjelasan agama akan menyusahkan. Ia ingin saat meninggal dengan ketaatan pada agama yang dipeluknya.
“Saya tertarik pada Islam ketika itu saya takut mati. Istri saya Islam dia menjalankannya dengan baik. Anak kedua saya, perempuan, juga Islam. Anak lelaki saya tadinya Kristen taat lalu masuk Islam. Lha saya? jika mati, mati saya tak jelas,” jelasnya.
El Manik pun terus terang, awalnya dia tidak suka pada Islam karena melihat banyak yang jadi pengemis, meminta-minta untuk pembangunan Masjid. Dan hal negatif lainnya.
Dibalik perjalanan menuju Islam, ada satu kejadian yang membuatnya tergugah, yakni dia diajak temannya untuk puasa.
“Saat itu kelesterol saya tinggi. Dia suruh saya puasa. Saya nolak. Mana kuat? Jam sebelas saja udah gemeteran. Trus dia mengusulkan puasa Senin – Kamis saja. Akhirnya saya coba. Istri saya heran. Eh, ternyata saya kuat. Pelan-pelan saya tertarik. Saya sering dengar ceramah di TV, radio, sering baca buku. Akhirnya masuk Islam,” tuturnya.
Setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, perubahan drastis dirasakannya. Ia tak pernah lagi mabuk, judi, bahkan merokok.
Dulu dirinya pelit, bila ada yang meminta-minta dia jawab usaha dong. Kini ia sadar rejeki yang ia miliki ada rejeki orang lain yang harus diberikan yakni berupa zakat.
El Manik berpinsip, kemenangan terbesar adalah ketika dirinya sudah bisa mengalahkan hawa napsu.
Baca Juga :
https://spirit.my.id/2022/04/clarence-seedorf-masuk-islam-langsung-menjalankan-puasa.html?m=1
Menuju jalan kesana, ia mulai dari diri sendiri dan keluarga dalam hal sholat.
Di lain pihak, El Manik pun merasa prihatin dengan umat Islam yang perlu di Islam kan lagi.
“Maksud saya bukan bersyahadat lagi, tapi berislamlah dengan memakai ilmu dan nalar, jangan hanya ikut-ikutan atau karena terlanjur Islam. Misalnya saya sering sholat Jum’at diluar. Banyak orang tak mengerti tata tertib sholat. Mau rapat saja segan padahal rapat dan lurusnya shaf adalah syarat mutlak diterimanya sholat,” tandasnya.
(Res)