spirit.my.id
Dengan memakai sepeda onthel, pak pos selalu menghantarkan surat, wesel atau sejenisnya kepada semua orang tanpa mengenal si kaya dan si miskin serta latar belakang.
ketika mendengar suara kring…kring..kring..atau teriakan “POOSS”, seisi rumah langsung dengan sigap ke luar menyambut kedatangan pak pos yang selalu menyunggingkan senyuman khasnya.
Setelah surat diantar dan si penerima membubuhi tanda tangan sebagai tanda surat telah diterima, pak pos pun segera berlalu untuk mengantarkan surat kepada warga yang lain. Dan yang patut di kasih dua jempol adalah, ketika bertugas pak pos tak mengenal lelah, panas dan hujan, yang ada di benak pikirannya surat harus segera sampai pada si penerima.
Artikel Terkait :
https://spirit.my.id/2020/02/prinspinya-jangan-meninggalkan-yang.html
Namun seiring perkembangan jaman, pak pos mulai terkikis kehadirannya oleh teknologi berupa email yang menggunakan layanan internet.
Di kisaran tahun 1980 an, email mulai masuk ke Indonesia dengan email yahoo paling banyak digunakan. Tapi mulai 2016, email yahoo ditinggalkan alasannya kurang pembaharuan dan beralih ke email besutan google, yakni gmail.
Konsep email pertama
kali dicetuskan oleh Ray Tomlinson pada akhir tahun 1971. Ray Tomlinson pada
saat itu bekerja untuk Bolt Beranek and Newman BBN milik lembaga pertahanan
Amerika.
Pada awalnya Ray bereksperimen dengan program komputer yang bernama
SNDMSG yang pada saat itu digunakan untuk meninggalkan pesan pada komputer,
sehingga orang yang memakai komputer dapat membaca pesan yang ditinggalkan oleh
pemakai komputer. Saat itu normal ketika banyak orang menggunakan komputer yang
sama secara bergantian
Meski mulai terlupakan, dipastikan banyak orang punya kenangan manis dengan pak pos, apalagi yang saat itu sedang melakoni cinta jarak jauh atau bahasa kerennya Long Distance Relationship (LDR).
Nah, hal ini pernah dialami oleh seorang lelaki bernama Dodi Faisal. Saat bertemu dengan Restu Nugraha, dari spirit media inspiratif, Dodi menceritakan pengalamannya.
Di tahun 1998, ia ke Jakarta untuk bekerja di proyek jalan tol. Setelah kurang lebih 4 bulan, ia bertemu dengan gadis Betawi.
Jalinan kisah cinta pun dirajut, namun harus terpisah karena Dodi haru balik lagi ke kampung halaman karena pekerjaannya sebagai surveyor telah selesai. Walau begitu, cintanya tetap terjaga meski jarak memisahkan.
“Saya sama dia, berkomitmen tetap menjalin cinta tanpa harus terhalang jarak yang memang waktu itu sangat terbatas komunikasi hanya surat pos dan telepon, interlokal lewat wartel yang ada saat itu. Tapi yang paling berkesan adalah lewat pos,” Dodi mulai bercerita.
Pria yan kini sudah dikarunai 2 anak menuturkan, banyak cerita indah saat menjalin hubungan jarak jauh. Jika surat datang terlambat dari sang kekasih hanya pak pos yang dinanti
“Kita berdua bejanji, 2 minggu sekali saling kirim kabar. Tapi pernah hampir tiga minggu tidak ada surat pos, galaunya minta ampun. ” katanya seraya tertawa.
Baca Juga :
https://spirit.my.id/2019/10/cinta-ldr-itu-sering-marahan-karena.html
Pria kelahiran 1977 ini mengakui, suara ‘POSSS” atau kring…kirng…kring, adalah momen bahagia yang dia rasakan pada masa itu. Baginya, pak pos adalah kekasih kedua karena membawa berita cintanya.
“Orang yang paling berjasa buat hidup saya waktu itu adalah pak pos, karena dialah saya bisa menjalin cinta cukup lama walau saya tak berjodoh dengan dia,” pungkasnya.
(Res)