Photo by : sfn sport#moment |
spirit.my.id
Meski menang telak, tapi harus diraih tidak dengan mudah apalagi hujan mengguyur membuat lapangan licin dan berat bagi pemain.
Kemenangan tersebut di sambut suka cita oleh seluruh ponggawa tim asal Kota Tahu itu
Photo by : sfn sport#moment |
Yayat Ruhiyatna, pelatih Six Bar, mengatakan hasil di turnamen ini akan dijadikan tolak ukur sebelum terjun di Porda nanti.
Ia pun bangga dengan perjuangan anak asuhnya hingga mencapai prestasi yang membanggakan.
“Dengan turnamen ini sebagai tolak Ukur sepakbola wanita khususnya dari Sumedang, bahwa kita bisa berprestasi dan tentunya ini bukan segala – galanya karena nanti sudah menanti di depan mata pekan olahraga daerah Jawa Barat. Jadi ini sebagai tolak ukur kebangkitan sepakbola wanita di Sumedang,” ucapnya usai pertandingan.
Sang pelatih pun memberi apresiasi pada gelaran turnamen Bahkan dengan tegas ia mengatakan sepakbola wanita harus mendapatkan perlakuan sama dengan sepakbola laki – laki.
Kehadiran GSWI harus terus digelorakan.
“Bahwa gerakan sepakbola wanita punya hak yang sama, diperlakukan yang sama tidak hanya laki – laki saja. Terbukti di PON Papua sepakbola wanita Jawa Barat mendapat medali perak dibanding laki – lakinya. Yang terpenting harus ada kesetaraan yang sama dengan laki – laki,” tandasnya.
Sementara itu, pelatih Family United Cikajang Garut, kekalahan ini lebih karena faktor lelah sebab jeda dari semifinal ke grand final istirahatnya sangat singkat.
Numun begitu terlepas dari hasil, dirinya angkat topi pada Korprov Jabar yang bisa menggelar turnamen yang berkelas.
“Saya apresiasi baguslah angkat jempol. Mudah – mudahan untuk kedepannya lebih banyak lagi untuk mendaftar. Kita dari tim putri Famili terima kekalahan dengan lapang dada,” tutupnya.
(Res)