spirit.my.id
– Menjadi pendongeng tentunya sebuah profesi yang mengasikan sekaligus menantang. Ya, karena si pendongeng bukanhanya membawakan cerita saja tapi harus ada pesan moral yang disampaikan.
Tak mudah memang, tapi mungkin itu salah satu persyaratan yang harus dimilkii agar si anak bisa mengambil hikmah dari cerita yang dibawakan, seperti yang dilakoni oleh pendongeng handal bernama,
Puput Yulianti.
Puput Yulianti.
Kak Puput, begitu dipanggil, menggeluti dunia dongeng dari tahun 2015 dengan teman akrab sebuah boneka bernama Aiz.
Artikel Terkait :
Dalam bercerita, wanita kelahiran Surabaya, 13 Juli 1978
ini mengaku, selalu membawakan cerita – cerita Islami yang menggugah kecintaan
terhadapi agama Islam.
ini mengaku, selalu membawakan cerita – cerita Islami yang menggugah kecintaan
terhadapi agama Islam.
“Kalau pendongeng lain itu banyak yang mengangkat
tentang dongeng Indonesia. Nah dari itu saya berpikir kenapa saya nggak coba
yang lain aja, yang menceritakan kisah-kisah Islami yang inspiratif. Ujung dari
ceritanya nanti mengajak anak untuk menumbuhkan senang beribadah dan mencintai
Allah,” kata Puput, beberapa waktu lalu.
tentang dongeng Indonesia. Nah dari itu saya berpikir kenapa saya nggak coba
yang lain aja, yang menceritakan kisah-kisah Islami yang inspiratif. Ujung dari
ceritanya nanti mengajak anak untuk menumbuhkan senang beribadah dan mencintai
Allah,” kata Puput, beberapa waktu lalu.
Sangat beralasan apabila perempuan S2 Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Surabaya ini terjun kedunia dongeng, pasalnya sejak kecil sang ayah selalu
bercerita berbagai hal yang menarik, karena itu, selain menjadi pendongeng, Kak Puput juga adalah
pemerhati anak, bahkan ia mengaku tak tega kalau melihat anak dimarahi oleh
orangtuanya.
bercerita berbagai hal yang menarik, karena itu, selain menjadi pendongeng, Kak Puput juga adalah
pemerhati anak, bahkan ia mengaku tak tega kalau melihat anak dimarahi oleh
orangtuanya.
“Saya ini pecinta anak-anak jadi kalau ada anak-anak
yang dibentak atau disakiti orang tuanya rasanya sedih, makanya saya selalu
mengikuti perkembangan dunia anak. Sampai saya membuat buku dan menjadi
penyanyi lagu anak-anak”, terang Puput.
yang dibentak atau disakiti orang tuanya rasanya sedih, makanya saya selalu
mengikuti perkembangan dunia anak. Sampai saya membuat buku dan menjadi
penyanyi lagu anak-anak”, terang Puput.
Kak Puput pun menceritakan suka dukanya menjadi pendongeng,
baginya, kelelahan tak ada artinya kala melihat bocah – bocah begitu ceria dan
penuh tawa saat dirinya mendongeng.
baginya, kelelahan tak ada artinya kala melihat bocah – bocah begitu ceria dan
penuh tawa saat dirinya mendongeng.
“Tapi kalau lihat anak-anak bersemangat mendengarkan
cerita saya, capeknya langsung hilang,” imbuhnya sembari tertawa.
cerita saya, capeknya langsung hilang,” imbuhnya sembari tertawa.
Baca Juga :
Lantas, mengapa Kak Puput mengambil cerita bernuansa Islam, tentu ada alasan yang tersirat. Kak Puput meyakini, dengan membawakan cerita Islami akan
membuka wawasan dan pendangan yang segar sehingga si anak tahu bahwa Islam itu indah dan penuh kedamaian.
membuka wawasan dan pendangan yang segar sehingga si anak tahu bahwa Islam itu indah dan penuh kedamaian.
“Sekaligus berdakwah, saya berharap cerita yang saya
bawakan harus ada yang mereka bawa pulang dan bisa tertanam pada
anak-anak,” katanya menutup pembicaraan.
bawakan harus ada yang mereka bawa pulang dan bisa tertanam pada
anak-anak,” katanya menutup pembicaraan.
(Res)