Indikasi Terinveksi Virus Corona Adalah Hilangnya Kemampuan Penciuman

Warna - Warni2001 Views


virus corona
Photo pixabay


spirit.my.idPandemi Virus Corona yang menyerang tanah air belum reda, padahal berbagai upaya terus dilakukan agar penyakit ini segera sirna.

Untuk mencegah agar jangan sampai wabah ini makin menyebar, sebaiknya diketahui terlebih dahului gelaja – gejala indikasi terserang virus ini.


Salah satu gejala khas terinveksi virus adalah kehilangan kemampuan penciuman atau Anosmia. Orang yang mengalami Anosmia tidak bisa mencium bau-bauan dan sering kali dibarengi
dengan hilangnya kemampuan indra perasa.

Artikel Terkait :

https://spirit.my.id/2020/12/petugas-medis-rindu-keluarga.html

https://spirit.my.id/2020/09/virus-corona-menyerang-sistem.html

Bahkan belakangan, pasien COVID-19 melaporkan mencium bau amis ikan, bau
belerang, dan beberapa bau tidak sedap. Gejala yang disebut parosmia tersebut
terjadi pada pasien-pasien yang mengalami long COVID-19 atau gejala jangka
panjang setelah sembuh dari infeksi.

Menurut ahli bedah THT,
Prof. Nirmal Kumar. Gejala ini menghantui pasien COVID-19 dengan aroma tidak
sedap seperti bau amis ikan yang kerap tercium.

Gejala ini sangat unik dan sangat aneh. Ada  yang mengatakan mencium bau amis ikan, ada
juga yang mencium bau hangus padahal tidak ada asap atau apapun yang terbakar,” katanya.

Parosmia yang terjadi pada pasien COVID-19 ini adalah
kondisi di mana seseorang mengalami halusinasi penciuman. Penderita parosmia
mencium aroma yang tidak sesuai dengan kenyataan.

“Indra penciumannya terdistorsi,” kata Kumar. Tapi sayangnya
sebagian besar bau yang dicium adalah bau yang tidak menyenangkan dan tak
tertahankan.

Kumar mendeskripsikan virus ini sebagai virus neurotropik
atau memiliki keterkaitan dengan saraf di kepala, khususnya saraf yang
mengontrol indra penciuman.

 “Tapi ada kemungkinan juga virus ini memengaruhi saraf lain
yang berkaitan dengan neurotransmiter atau pengiriman pesan ke otak,” ujar
Kumar.

See also  Selamat Jalan dr Pupu Sari Rohayati, Kebaikan dan Perjuanganmu Tak Akan Dilupakan.

Pada pasien COVID-19 dengan anosmia, kemampuan penciumannya
bisa kembali dalam beberapa minggu, tapi belum diketahui berapa lama gejala
parosmia dapat bertahan.

 “Kami tidak tahu mekanisme pastinya, tetapi kami mencari
cara untuk membantu pasien pulih,” lanjutnya.

Sampai saat ini para peneliti masih mencoba mempelajari
lebih lanjut mengapa pasien kehilangan indra esensial ini dan bagaimana
membantu mereka.

Baca Juga :

https://spirit.my.id/2020/12/bimo-meski-pandemi-virus-corona-tetap.html

https://spirit.my.id/2020/04/ini-sisi-negatip-dan-positip-belajar-di.html

Charity AbScent, organisasi yang mendukung orang dengan
gangguan penciuman, saat ini sedang mengumpulkan informasi dari ribuan pasien
anosmia dan parosmia. Mereka bekerja sama dengan British Rhinological Society
dan para ahli THT di Inggris untuk membantu pengembangan terapi.

AbScent merekomendasikan latihan penciuman
dengan menghirup minyak mawar, lemon, cengkeh, dan kayu putih. Cara ini
dilakukan setiap hari selama 20 detik sampai kemampuan penciumannya kembali.

Sumber : Hellosehat

(Res)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *