Imas Masitoh mengurus 140 anak lebih |
spirit.my.id
Tentu saja, mengurus sebanyak 140 anak, butuh tenaga ekstra, belum lagi biaya yang dibutuhkan jumlahnya tidak sedikit, sementara, ia sendiri hanya seorang ibu rumah tangga yang hidupnya sederhana.
Sejak sakit,sang suami fokus mengurus dirinya, akibatnya pekerjaannya terbengkalai dan di PHK.
Namun, bagi Imas Masitoh, nama lengkap wanita itu, hal tersebut bukan penghalang, kepedulian dan kecintaan terhadap bocah – bocah dari kaum dhuafa mengalahkan segalanya. Ia. yakin, apa yang dikerjakannya dalam ridho sang Maha Pencipta.
Dan benar, berkat keiklasannya, wanita kelahiran 1975 ini, kini sudah memiliki Yayasan anak yatim piatu dan duafa bernama, Roudatul Amanah, di Kampung, Cibungur, kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat.
Imas, panggilannya, berharap, Yayasan yang didirikannya, bisa membuka pintu khususnya para donatur untuk membantu bahkan menjadi donatur tetap bagi anak – anak yatim yang diasuhnya.
Di acara Milangkala ke 7, Forum Taman Baca Masyarakat (FTBM) kabupaten Bandung Barat, Imas, diundang sebagai nara sumber, membagi pengalaman inspiratifnya kepada peserta.
Saat menceritakan perjuangannya tak sedikit peserta terharu bahkan meneteskan air mata, takjub akan semangat dalam mengasuh anak – anak dari kaum dhuafa ini.
Demikian pula, Saat ditemui redaksi, ibu dari 3 anak ini, berbagi cerita, suka dukanya dalam membina bocah – bocah tersebut.
“Anak yang masuk itu mempunyai sifat dan watak yang berbeda dari orang tuanya. Paling cepat untuk mengetahui karakter anak itu, bisa 2, 3 atau 4 minggu, seperti apa karakternya,”katanya di tengah – tengah acara Milangkala, FTBM, di Foodcourt, Padalarang.
Lebih lanjut, perempuan inspiratif ini menjelaskan, jika tidak mengetahui karakternya dikhawatirkan tidak bisa saling memahami, sedangkan menurutnya anak – anak yang datang dari berbagai latar belakang.
“Gimana datangnya si anak, ada yang usianya masih 2 tahun, 4 tahun,”imbuhnya.
Memang sampai saat ini, belum ada yang sukses, pasalnya, anak – anak yang diasuhnya, paling besar baru kelas 11 SMK.
“Saya ingin melihat anak yang diasuh sukses. kalau anak laki – laki dilepas sudah bisa mencari uang sendiri, kalau perempuan bisa ikut suami,”terang Imas.
ketika ditanya tentang biaya, wanita paruh baya itu tersenyum. “Kalau biaya belum ada donatur tetap, bantuan masih serabutan, dari pemerintah belum ada, saya lebih percaya bantuan dari Allah. kalau hitiungan secara matematika tidak terhitung,”tuturnya.
hal ini, dirasakan juga oleh Mia Dinia Wati, yang sudah diasuh dari kecil. Mia menutukan untuk biaya kebutuhan dirinya dan anak – anak lainnya, ia mengandalkan ibu angkatnya tersebut.
Saat acara Milangkala FTBM, dibuka sumbangan untuk Yayasan Roudatul Amanah dan berhasil terkumpul sebesar 2,3 juta lebih.
Kisah inspiratif Imas Masitoh, sudah ditiulis oleh penulis Eriyandi Budiman dengan judul “Sang Hati Emas Cibungur”
(Res)