Selayaknya anak muda tak boleh lupa pada sejarah perjuangan |
spirit.my.id
bangsa tak boleh dilupakan, sebab dengan mengenal sejarah bangsa akan
menumbuhkan jiwa nasionalisme, patriotisme dan kecintaan terhadap ibu pertiwi.
Bahkan menurut salah satu sejarawan, sejarah ibarat silsilah
keluarga yang harus tahu siapa leluhur dan pendiri bangsa kita.
Pun demikian proklamator kemerdekaan, Presiden pertama
Indonesia ir. Soekarno, dalam konsep bernegara berpesan jangan sekali – sekali
melupakan sejarah.
Tapi seiring waktu pula, banyak generasi muda yang merupakan
penerus pembangunan bangsa, melupakan sejarah.
Artikel Terkait :
https://spirit.my.id/2021/01/peran-generasi-muda-selalu-dikaitkan-dengan-kemajuan-suatu-bangsa.html
Banyak peradaban dan budaya bangsa yang menawan, hanya mendapat
perhatian sedikit dan secara perlahan namun pasti terlupakan. Kalangan anak muda sejatinya memahami dan menggali sejarah budaya
bangsa sendiri.
Apalagi di era digital seperti sekarang semestinya anak muda,
membuat sejarah sendiri , semisal pelajar membuat prestasi yang bisa menjadi
kebanggaan sekolah, di keluarga menjadi anak soleh yang berbakti, dilingkungan
bisa menjadi panutan dalam berperilaku.
Oleh karena itu, generasi muda diharapkan mampu menjadi
pewaris, meneladani sekaligus melestarikan sejarah bangsa.
“kalau menurut saya benar atau engga fifty – fifty sih, ada
anak muda yang masih emang jas merah lah yang tidak melupakan sejarah. Ada juga
anak – anak yang emang masa bodo gitu. Tergantung beberapa faktor seperti
lingkungan bermain, mungkin beda kalau lingkungannya lingkungan diskusi, terus
keluarga juga. Orang tua mengajari anaknya harus menghargai para pahlwan salah
satunya belajar sejarah”kata Ihsan Munawar pada Restu Nugraha dari spirit
media inspiratif.
Menurut mahasiswa jebolan jurusan Hubungan International ini
menilai, yang berperan besar dalam menumbuhkan sejarah adalah sekolah, tapi disayangkan
banyak guru yang kurang greget dalam menyampaian pelajaran sejarah.
“Ada guru yang mungkin serius dalam menyampaikan
sejarah – sejarah dan ada juga mungkin ada guru yang hanya sekedar menunaikan
sebagai guru. Materi sudah disampaikan pada anak terserah anak mau ngerti mau
engga yang penting materi sudah tersampaikan,”tandasnya.
Meski begitu, ada juga anak yang memang tertarik dengan
sejarah, mencari sendiri sumber – sumber dari internet atau referensi lainnya.
“Menurut saya
sih kurang karena anak – anak sekarang disebut generasi milineal mungkin sudah
serba enak yah, ah udahlah mikirin sejarah yang penting pikirannya sekarang
sudah enak,”imbuhnya.
Baca Juga :
https://spirit.my.id/2020/04/kumpulan-puisi-reviewnewsid_27.html
Pria kelahiran 1993 ini yakin, generasi jaman now, tak
akan melupakan sejarah jika pendidikan sejarah menjadi prioritas.
“Anak – anak agar lebih bisa menghargai sejarah.Jadi
dari semua pihak sekolah, guru, ngadain kegiatan yang berhubungan dengan
sejarah seperti seminar – seminar jadi engga hanya kegiatan belajar mengajar
saja,” tutupnya.
(Res)