Photo event Lomba Debat Pelajar SMA Sederajat spirit manca enterprise |
spirit.my.id
pasalnya belajar tatap muka yang direncanakan dimulai bulan Januari 2021 harus tertunda alasannya, Pandemi Virus Corona yang mewabah belum berakhir.
Menurut pemerintah,, dikhawatirkan jika belajar tatap muka dilangsungkan peningkatan terinveksi Virus bertambah.
Salah satu permintaan agar Pembelajaran Tatap Muka ditunda datang
dari Perhimpunan untuk Pendidikan Guru (P2G).
Dengan tegas (P2G) meminta kepada Menteri Pendidikan Pembelajaran Tatap Muka ditunda sampai Pandemi Virus Corona dinilai sudah mereda.
Artikel Terkait :
https://spirit.my.id/2020/11/januari-2021-siap-siap-belajar-tatap.html
https://spirit.my.id/2020/04/virus-corona-gagalkan-mahasiswi-ini-on.html
Sepertinya tak berlebihan jika PTM ditunda, sebab, penyebaran virus bisa terjadi diantara para siswa apalagi di ruang belajar
yang penuh siswa. selain itu, banyak guru yang usianya sudah di atas 50 tahun dan ada yang memililki penyakit bawaan, hingga memudahkan Virus Corona menyerang.
Akibat kebijakan PTM ditunda, mau tak mau para pelajar harus
kembali belajar dirumah alias daring.
Seorang pelajar bernama Mega Pratiwi, merasakan dampak
kebijakan ini. Mega, sapaanya mengaku
sedih melihat kondisi negeri tercintanya terpuruk gara- gara si Virus padahal dirinya sudah menyambut hangat belajar langsung dengan datang ke sekolah.
utamanya pendidikan, Sekarang kan kita ada Covid 19,dari itu emang kehambat
banget mulai ekonomi, pendidikan, malah pendidikan menurun sampai harus daring
di rumah,” katanya pada Budiman Santosa dari spirit media inspiratif.
Lanjut Mega, dengan sistem daring, dirinya merasa tak
maksimal, beda dengan tatap muka langsung yang lebih afdhol dan terbuka.
“Malah engga efektif, sedikit – sedikit searching di
google, jadi pinternya sama google” imbuhnya kesal.
karena itu, cewek manis yang bercita – cita jadi reporter
traveling ini, meminta pada pemerintah ada solusi segar yang lebih bagus lagi.
“kenapa masih bingung aja giliran pasar, mal di buka,
tapi giliran pendidikan di tutup, sedangkan pendidikan sekolah itu utama
sebagai penerus bangsa,” tandasnya.
Usai lomba debat peserta dan crew berphoto |
Di lain pihak, mojang Bandung ini menilai ada sisi
positipnya seperti jaga jarak, belajar hidup sehat. Tapi sisi negatifnya jauh
lebih besar dan sangat terasa dalam menapaki hidup yang makin berat ini.
“Serba susah aja sekarang dalam segala hal. Mau
sosialisasi, silaturahmi atau apapun juga susah banget,” ketusnya.
Denga keadaan seperti sekarang, cewek kelahiran 2003 ini,
khawatir, bagaimana masa depan bangsa sedangkan menurutnya, negara dituntut
harus makin maju, jangan kaya begini terus.
Mega berharap, terlebih pada pemerintah untuk meninjau
sistem belajar di rumah saat ini. Selain itu, si Neng optimistis, sang Virus
dapat segera enyah dari bumi pertiwi, hingga kehidupan kembali normal seperti
sedia kala.
“Emang harus waspada, tapi harus ambil kebijakan juga
jangan sampai di rumah terus. Semoga yang pertama Covid 19 berakhir, pengen pendidikan semakin
meningkat, pengen sekolah normal kembali,” harapnya seraya tersenyum.
Begitu pula yang dikatakan oleh Elsa Intan Yulianda, pelajar kelas 3 SMA ini, lebih menyoroti pada siswa yang tidak memiliki hp atau gadget yang memadai. Menurutnya mau mengerjakan tugas atau materi dari mana.
harus minta ke ortu setiap Minggunya untuk belajar online. Nah kadang saya suka
mikir,gimana kalau ada yang ga punya uang? Gimana kalau uang nya pas – pasan?
Kasian kan orang tua nya terbebani. Tapi,orang tua selalu berusaha untuk
anaknya. Itu sisi negatipnya,”papar Eca.
Baca Juga :
https://spirit.my.id/2019/10/adanya-gadget-internet-bawa-dampak-pada.html
https://spirit.my.id/2019/07/serius-belajar-jangan-ada-penyesalan.html
Pelajar SMA ini juga menegaskan, kurang pahamnya materi dan tidak
bisa sharing secara langsung seperti belajar biasa penyebabnya, apalagi selama
belajar di rumah banyak dijejelai tugas – tugas.
“Kan kalau di sekolah, kita tidak terlalu terbebani
oleh tugas karena setiap harinya guru atau kita yang menyampaikan teori – teori
dan pertanyaan apabila ada yang kurang paham. Nah, kalau PJJ seperti sekarang
ini, kita tidak terlalu banyak teori, malah beban kita sekarang ini adalah oleh
tugas. Waktu awal -,awal tugas setiap hari selalu menghampiri saya, absen
setiap mapel, ulangan online dan lain – lain. Tapi mau gimana lagi harus
menerima juga,” katanya menutup.
Editor : Res
Penulis : Budiman Santosa
(Res)