Waduh Di Jaman Now Sebagian Pelajar Masih Doyan Darmaji


pelajar darmaji
Photo ilustrasi spirit media inspiratif





spirit.my.id – Masih ingat kah dengan Darmaji ? bukan nama orang lho! melainkan istilah nyeleneh yakni, Dahar Lima Ngaku Hiji, kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, Makan Lima Mengaku Satu.

Ya, bagi jebolan 80 – 90 an, istilah ini cukup populer. Yang menjadi sasaran Darmaji umumnya makanan gorengan seperti bala – bala, gehu, cireng dan sejenisnya.


Biasanya pelajar yang melakukan Darmaji, ogah sendirian takut ketahuan, bareng  teman – temannya jajan, terkadang temannya juga sudah tahu kelakuannya, tapi cuek, paling juga saling ejek sambil tertawa.

Artikel Terkait :

https://spirit.my.id/2019/06/anak-muda-harus-lebih-inovatif-jangan.html

Demikian pula dengan si empunya kantin, sudah ada catatan siapa aja nih anak yang suka Darmaji di warungnya. Kalau sudah begitu, tergantung bos kantinnya sih, ada yang ditegur ada juga yang dibiarin..mungkin yang punya kantin dah jengkel yah….

Memang kelakuan ini tak patut, tapi begitulah fakta yang terjadi. Bagaimana dengan era jaman now, masih top kah ungkapan tersebut.

“Waktu saya masih sekolah masih ada, soalnya saya pernah lihat teman sendiri makan gorengan lebih dari satu tapi saat bayar cuma satu. Ada beberapa kali saya suka lihat yang Darmaji. Saya sendiri engga pernah, jujur saja,”kata Rizal Suryana pada redaksi.



Perilaku Darmaji, selayaknya tak boleh ditolelir apapun alasannya, sebab akan berdampak buruk kedepannya. Ada beberapa alasan, sehingga Darmaji ini berkembang bagai virus menyerang pelajar.

Rizal menilai, Darmaji bisa subur karena faktor keluarga dan lingkungan, tapi ada yang lebih parah yaitu, memang sudah tabiatnya.

“Dari keluarga tidak mampu, sekolahnya tidak diberi uang jajan cukup. Dari faktor ekonomi jadi kebiasaan,”jelas pemuda jebolan SMA 2019 itu.

See also  Zizah Menyadari Kesalahannya Engga Pantes Cewek Main Ke Cowok

Selain faktor tersebut, kadang godaan teman, walau si anak yang digoda terbilang baik, demi pertemanan atau mungkin ada rasa takut, oke lah.

“Biasanya dari teman – teman sendiri mengajak. Lihat temannya begitu ya udah makan juga,”tandasnya.

Pemuda kelahiran 1999 itu, mengaku prihatin dengan masih mewabahnya penyakit ini, apalagi melanda pelajar yang merupakan tongkat estafet penerus cita – cita perjuangan bangsa.


Baca Juga :


Rizal berharap, Darmaji jangan sampai menjadi budaya, sebab itu harus ada solusi salah satunya kejujuran harus ditanamkan.

“Lebih baik jujur karena makanan yang bukan dari halal akan menjadi penyakit. Pelajar itu harus jujur, engga punya uang jujur saja bilang ke kantin jangan dibiasakan Darmaji, itu perbuatan tidak terpuji,”pesan nya menutup.

(Res)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *