Limbah Eceng Gondok, Bisa Menjadi Produksi Berkwalitas


spirit.my.id advetorial – Ketika melihat eceng gondok langsung terlintas di pikiran tak berguna, limbah, namun, tidak untuk bapak yang satu ini, Abdus Salam.

Ya, eceng gondok, oleh pria kelahiran 1972 ini, disulap menjadi bahan oke dan berkwalitas, seperti tas, sandal, karpet, tempat tisu dan produk lainnya.

Abdus Salam, menuturkan, sejak beroprasi 2016, produksinya semakin meningkat dan dikenal. Ia pun mengemukakan alasan bergelut dengan bahan limbah yang diambil dari Saguling itu.

“Karena saya ingin mengembangkan produk yang unik saja.  Eceng gondok kan limbah, yang kedua bahan bakunya banyak dan jarang orang yang bikin, kekuatannya bagus sampai bisa lima tahun,”katanya pada reviewnews.id, Rabu, 22 Mei 2019.

Karena itu tak heran, sudah masuk pasaran nasional bahkan luar negeri. Tercatat Jepang dan beberapa negara lain, tertarik dengan produksinya dengan label E-Go Collection tersebut.

“Produk saya itu sudah masuk produk unggulan nusantara. kalau ada kegiatan diseluruh Indonesia saya selalu di undang. Orang Jawa Barat, kalau ingin produksi eceng gondok pasi ke saya,”jelasnya.

Lokasi mengolah eceng gondok saat ini, di Cililin, (PKBM Al-Karomah, Manapa Rt.01/04, Desa karangtanjung), Cihampelas dan Cipeundeuy, dirasa masih kurang, sebab itu, sang bos berencana akan mengembangkan dengan membuka tempat baru, di daerah Pangauban, Gelanggang, Batujajar.

Meski begitu, bukan tanpa kendala, Abdus begitu dipanggil, mengaku, kesulitan yang di hadapinya adalah di Sumber Daya Manusia (SDM) di pengrajin.

“Saya bikin pelatihan dimana mana tapi jarang ada yang terus padahal pemasaran sudah ada. Karyawan saya sekarang ada 40 orang,”tandasnya.

Selain itu, kendala lain adalah alat produksi. Selama ini manual belum menggunakan mesin. tapi dirinya optimis  bisa diatasi.

See also  CX Corp, Lebarkan Sayap Dengan Buka Cabang Baru

“Harapan saya  bisa meningkatkan mutu dan kualitas termasuk desain. Saya kan sudah mau naik kelas UMKM Propinsi jadi langsung dibina Propinsi, nah setelah itu saya bisa menemukan orang yang desain. Alat sangat sederhana manual jadi belum ada yang menggunakan mesin jadi ini murni kerajinan tangan,”pungkasnya.

(Res)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *