spirit.my.id – Tak menampik pandangan sebagian orang terhadap wanita bercadar bisa dibilang kurang sedap, bahkan cenderung dinyinyirin.
Memang faktanya, perempuan bercadar masih sedikit, bisa dihitung dengan jari entah kenapa? Padahal, jika membaca kitab Imam Syafei, menjelaskan bahwa seluruh tubuh perempuan adalah aurat yang harus diitutup.
Tak gampang mengenakan cadar diperlukaan kesiapan mental serta pengetahuan. Selain itu cemoohan, dicurigai, merupakan tantangan yang harus ditaklukan.
Namun hal ini tak berlaku bagi gadis remaja bernama, Alya Sumiati.
Saat ditemui, Al, panggilannya, mengatakan, awalnya tidak mengenakan cadar karena ketidaktahuan pentingnya bercadar.
“Saya ingin menjaga dari pandangan laki – laki, tapi setidaknya saya ingin menghindari hal – hal yang memang tidak diinginkan,”katanya pada Redaksi.
Malahan, dara kelahrian 1999 ini, salut dan bangga terhadap sesama jenisnya yang sudah bercadar ditengah – tengah kepungan cap negatif.
“Meskipun ada yang bilang teroris atau apalah, mereka tidak tahu kesulitan orang – orang bercadar untuk menghadapi itu semua. Caci maki, tapi itu tidak menggoyahkan keteguhan saya,”paparnya.
Mojang baru lulus SMA tersebut menegaskan, bercadar adalah masalah prinsip, jalan masing – masing saja tidak usah saling mengganggu justru sebaliknya respek terhadap apa yang dilakukan.
“Alhamdulillah nyaman karena saya lebih bisa menjaga diri. Ketika kita ingin dengan laki – laki ada rasa malu karena saya sudah menggunakan ini untuk melindungi diri saya,”ucapnya tersenyum.
Selain itu, Al, menyampaikan, bercadar adalah bentuk kekagumannya pada Siti Fatimah Az-Zahra, putri bungsu Baginda Rasulullah SAW. Ia berharap suatu saat nanti, bisa bertemu dengannya meski hanya dalam mimpi.
“Cadar ini untuk sebuah kekaguman pada beliau. Ketika kita mengidokan artis kita juga sering mengikuti gaya artis, nah saya juga ingin seperti itu,”pungkasnya penuh kebanggaan.
(Res)