reviewnews.id – Nasib tiada yang tahu, rahasia Tuhan asalkan mau berusaha pasti akan berubah ke arah yang lebih baik. Pengalaman ini dialami oleh seorang pemuda bernama, Fauzi Rizki Arbie.
Begini ceritanya, Setelah kontraknya di putus oleh Dinas Perpustakaan Kota Bandung di tahun 2018, pemuda yang biasa dipanggil Fauzi, penganggur berat, sehari – hari dirinya ngelon di rumah karena tak ada kegiatan.
Ayahnya tak punya pekejaan tetap alias serabutan, namun pada saat itu, sang ayah mendapat tawaran mandor bangunan di Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB).
Tinggalah ia berdua bersama ibunya. Fauzi mengaku sangat tidak nyaman dengan kondisi seperti itu, ia pun bertekad untuk mencari pekerjaan yang mapan.
Gayung bersambut, Fauzi mendapat kabar kalau Pemerintah sedang membuka CPNS tahun anggaran 2018. Pemuda 25 tahun ini antusias dan ikutlah seleksi pada formasi pengelola teknik informasi bidang monitoring dan evaluasi di Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN).
Fauzi pede, pasalnya dirinya jebolan teknik komputer di Politeknik Piksi Ganesha Bandung, D-III.
Dua minggu berlalu, namanya tertera saat pengumuman seleksis administrasi dan berhak ikut ke tahap Seleksi Kompetensi Dasar (SKD).
Fauzi menyadari perjuangan semakin berat, sebab itu, dirinya full persiapan agat dilancarkan.
Tes pun dimulai, Selama 100 menit, ia fokus dengan kumpulan soal Tes Karakteristik Pribadi (TKP), Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), dan Tes Intelegensia Umum (TIU). Untuk lolos, Fauzi harus memenuhi ambang batas dari tiap-tiap kelompok soal.
Tak lama kemudian, hasil tes keluar, fauzi kecewa, nilainya dibawah standar.Nilai 70 untuk TWK, 100 untuk TIU, dan 136 untuk TKP.
Namun nasib berkata lain, Kementerian PANRB mengeluarkan Peraturan Menteri PANRB No. 61/2018 tentang Optimalisasi Pemenuhan Kebutuhan Formasi PNS dalam Seleksi CPNS Tahun 2018.
Regulasi yang mengatur soal ranking itu, menguntungkan Fauzi yang mendapat nilai kumulatif cukup tinggi pada SKDF, Fauzi pun lolos dan berhak mengikuti Seleksi Kompetensi Bidang (SKB).
Tentu saja anak kedua dari dua bersaudara ini senang sekaligus ketar ketir, pasalnya tes selanjutnya lebih berat dan persaingan jauh lebih ketat, hanya satu orang yang bakal lolos dari tiga peserta tes.
Namun begitu ia tetap optimis, dengan berbekal doa dari kedua orang tuanya, bahkan Fauzi mencium kaki ibunya dan menelepon ayahnya di Lombok, Fauzi mantapkan langkah menuju Ibu Kota, Jakarta.
Lagi – lagi, kabar menggembirakan diterimanya, Fauzi lolos dan masuk pada tahap pemberkasan.Dengan demikian, pria yang hobi naik gunung ini telah sukses melewati berbagai rangkaian tes.
Fauzi sangat bersyukur, kesuksesan lolos CPNS berkat perjuangan dan doa, tanpa embel – embel bantuan apalagi sogok menyogok. “Doa tanpa usaha itu bohong, tapi usaha tanpa doa itu sombong,” kalimat yang menjadi inspirasinya.
Keberhasilan ini ia persembahkan buat kedua orangtuanya. Sang anak, ingin membahagiakan ayah dan ibunya naik Haji.
“Saya ingin memberangkatkan mereka umroh dan insya Allah akan mendekatkan ayah dan ibu saya agar tidak berjauhan. Saya juga ingin membalas budi atas kebaikan mereka, meski tidak mungkin, setidaknya saya tidak tinggal diam,” ucap Fauzi, dikutip dari laman Menpan.
(Res)