spirit.my.id – Gadis cilik kelas lima SD ini,
adalah murid berprestasi selalu mendapat rangking kedua di kelasnya. Namun saat
menginjak semester dua, Jihan Salma, namanya, nilainya jeblok, tak masuk
rangking.
adalah murid berprestasi selalu mendapat rangking kedua di kelasnya. Namun saat
menginjak semester dua, Jihan Salma, namanya, nilainya jeblok, tak masuk
rangking.
Jihan sedih karena tak dapat mempertahankan prestasinya.
Apa penyebabnya? tiada lain adalah memikirkan ibunya di
negeri orang sebagai tenaga kerja wanita.
Jihan menceritakan, alasan sang ibu menjadi tkw, karena ada kesempatan untuk berangkat.
“Aku tak menyangka ibuku serius ingin kesana, aku dan ayahku
mengantarkan ketempat pendaftaran menjadi TKW. Awalnya aku baik – baik saja
tapi di saat aku berpisah dengan ibuku, aku menangis terus, aku ingin ikut
dengan ibuku tapi ayahku tidak memperbolehkan nya. sesampainya di rumah aku dan
adikku menangis sampai tengah malam,”cerita Jihan pada redaksi.
mengantarkan ketempat pendaftaran menjadi TKW. Awalnya aku baik – baik saja
tapi di saat aku berpisah dengan ibuku, aku menangis terus, aku ingin ikut
dengan ibuku tapi ayahku tidak memperbolehkan nya. sesampainya di rumah aku dan
adikku menangis sampai tengah malam,”cerita Jihan pada redaksi.
Jihan, menuturkan, tak kuasa menahan kesedihan, saat akan berangkat, ibunya menatapnya dengan senyuman.
“Aku masih ingat senyuman terakhir ibuku dari sana aku mulai
tidak fokus belajar akibat teringat ibuku. Disaat kenaikan kelas aku kecewa
dengan hasil belajarku di semester 2 ini, aku tidak mendapatkan ranking lagi akibat
terlalu memikirkan ibuku,”terangnya.
tidak fokus belajar akibat teringat ibuku. Disaat kenaikan kelas aku kecewa
dengan hasil belajarku di semester 2 ini, aku tidak mendapatkan ranking lagi akibat
terlalu memikirkan ibuku,”terangnya.
Melihat kenyataan prestasinya anjlok, Jihan tak terima, ia
bertekad untuk menjadi yang terbaik lagi. Di kelas enam, Jihan mulai focus dan belajar tentang masa depan yang indah.
bertekad untuk menjadi yang terbaik lagi. Di kelas enam, Jihan mulai focus dan belajar tentang masa depan yang indah.
Terbukti, semester satu dan dua,
Jihan kembali menyabet gelanya yang hilang yaitu rangking dua.
“Hidupku kini kian berubah seakan – akan seperti cuaca yang
awalnya cerah tapi berubah menjadi mendung dan akhirnya hujan. Aku sekarang
telah berubah kembali menjadi murid yang berprestasi,”imbuhnya.
awalnya cerah tapi berubah menjadi mendung dan akhirnya hujan. Aku sekarang
telah berubah kembali menjadi murid yang berprestasi,”imbuhnya.
Masa lalu yang kelam telah dilupakannya, Jihan yang tomboy
dan cantik kini menyinari hari – harinya. Hingga lulus dan diterima di MTSN dan
Pesantren ternama di Kabupaten Bandung Barat.
dan cantik kini menyinari hari – harinya. Hingga lulus dan diterima di MTSN dan
Pesantren ternama di Kabupaten Bandung Barat.
Bagi anak sepuluh tahun ini, kejadian masa lalunya bisa menimpa siapa saja, namun begitu tak boleh
terpuruk, harus bangkit mengejar cita – cita.
terpuruk, harus bangkit mengejar cita – cita.
“Janganlah kau menyerah sebelum kau mencoba dan jangan
berputus asa dalam meraih ilmu dan jangan kecewa dengan kegagalan karena
kegagalanmu adalah keberhasilan yang tertunda,”pesannya.
berputus asa dalam meraih ilmu dan jangan kecewa dengan kegagalan karena
kegagalanmu adalah keberhasilan yang tertunda,”pesannya.
(Res / Desi Ayu Lestari)