Grup Capilungdut Waluya Hadir Ditengah – Tengah Seni Tradisi Khas Sunda Terpinggirkan



spirit.my.id – Sejak berdiri tahun 2015, grup seni tradisi khas Sunda Capilungdut Waluya, yang digawangi oleh Mang Doran, Asep leunyay, Mang Eeng dan Agus jangkrik, makin menunjukan geliatnya dengan karya – karya cipta sendiri seperti Cangkorah, Curug Layung, Jaya Giri, Balebat dan yang lainnya.

Grup ini memainkan alat musik Suling, Gendang, Kacapi, Kecrek dan Calung (Kacapi calung dangdut)


Grup musik tradisional yang didirikan di Desa Giri Asih, RT.2 RW.4, Kampung Cibeber Hilir, kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, namanya telah kakoncara (terkenal).

Hampir semua tempat di Propinsi Jawa Barat, mulai, Banten, Rangkas Bitung, Bogor, Purwakarta, telah disinggahi untuk tampil. Di daerah sendiri, di Kabupaten Bandung Barat, jangan ditanya, undangan mentas tak pernah sepi.

Walau menggunakan alat musik sederhana, sambutan dari penonton memuaskan. Hal itu terbukti, saat redaksi berkunjung di tempat latihan yakni di Kampung Awi Larangan, Desa Mekar Mukti, Kecamatan, Cihampelas.

Awalnya tak percaya, namun kala mendengarkan akan dibuat takjub.  Mang Doran selaku pimpinan, sedang asik melantunkan lagu. Redaksi pun menikmatinya dengan senyuman puas.

Hadirnya grup Waluya ini, pantas rasanya diberi acungan jempol, pasalnya, mereka tetap eksis mengusung seni tradisional yang hampir terlupakan tergerus oleh musik – musik moderen.

“Karena keadaan yah. saya ingin melestarikan budaya. Jadi udah ketinggalan, kecapi, calung, reog udah engga ada, kadang – kadang orang engga tahu kecapi. jadi kalau dilestarikan mungkin nanti ketemu sama anak, itu nanti saya bilang ini kecapi seni tradisi khas Sunda khas Parahyangan,” katanya pada redaksi.

Lanjut Mang Doran, dirinya tak malu, memainkan Capilungdut. Mang doran berprinsip ini adalah seni tradisional yang harus dilestarikan. Walau begitu, pria kelahiran 1961 ini, mengaku, modal yang menjadi kendala apalagi saat mendirikan.

See also  Wanita Ini Cintanya Kandas Tapi Jalinan Kebaikan Dengan Mantan Tetap Harmonis

“kalau orang lain manggung teh bawa alat yang mewah, bawa uang banyak, kalau saya mah hanya digini (ditenteng) jalan kaki. Jadi istilahnya keindahan di hati itu bangganya. Yang penting saya melestarikan budaya aja. jadi saya engga pamrih, jadi kalau manggung itu dikasih berapa aja yang penting keridhoan yang punya hadas,” ungkapnya.

Ketika disinggung perhatian pemerintah, Mang Doran terus terang belum ada. Sang pimpinan grup berharap, pemerintah memberi perhatian baik pada kelompoknya maupun seni Sunda yang lain.

“Contohnya di daerah Mang Doran. Mendukungnya nanti aja kalau Agustusan. Kalau memang mendukung sekarang pengen gendang, calung, kecapi dan alat lainnya,” harapnya.


Untungnya Mang Doran Cs, sumringah pasalnya, ARH Entertainment, mensuport keberadaan Capilungdut ini, dibuktikan dengan akan diberi single hit.

“Persahabatan, silaturahmi. Jadi pengennya saling mendukung dan sama – sama maju,” ujarnya seraya tersenyum.

Harapan Para Personel.

“Alhamdulillah ya Mang Eeng juga  engga mau disanjung – sanjung. Biasa – biasalah. Mang eeng kan niatnya menghibur semoga menjadi ibadah,” Mang Eeng.

“jadi harus dibina ya seni Sunda itu hampir terlupakan kalau tidak dilestarkan oleh kita oleh siapa lagi. jadi saya gabung di Capilungdut jadi maju selamanya, Jadi seni Sunda jangan ketinggalan makin maju seni Sunda apapun juga terutama sama anak muda,” Mang Agus Jangkrik.

” Alhamdulillah saya bergabung 2016. Yang saya rasakan kebersamaan kalau dalam bahasa Sunda Sauyunan. Kalau ada rejeki dibagi rata, terus di grup Capilungdut Waluya ini saling menolong. Kalau ada salah satu yang mau hajatan mungkin engga punya uang mau hiburan ya kita tampilkan. Ada rejeki dari saweran diterima dengan lapang dada, itulah keindahannya,” Mang Asep Leunyay.

See also  Vani : Jauh Dari Orang Tua Ingin Mandiri

(Res)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *