Dulu Mau Ketemu Sama Pujaan Hati Malunya Bukan Main

pujaan hati
Photo opening event spirit manca enterprise oleh drumband dan pencak silat

spirit.my.id Tak menampik setelah adanya social media, sendi – sendi kehidupan
seolah telah berubah total, terlebih bagi anak masa kini, mulai gaya hidup, bergaul dan lainnya.

Salah satu yang bikin miris terutama bagi orang tua adalah
gaya pacaran remaja masa kini.


Jika dibandingkan jaman dulu, untuk bertemu saja
dengan sang pujaan hati, malunya bukan kepalang, tapi sekarang,  bermesraan di depan public adalah hal yang
biasa. Tak hanya itu, kemesraannya di bagi di media social bahkan terkesan
vulgar biar terlihat keren.

Tak heran angka hamil di luar nikah melonjak cukup tajam.
Menurut seorang psikolog, Ajeng Raviando, ada beberapa sebab,
mengapa gaya pacaran anak milineal, berani dan terang – terangan.

Artikel Terkait :

https://spirit.my.id/2019/06/pilih-pacaran-atau-pacaran-setelah.html

1.  https://spirit.my.id/2019/03/allah-masih-menjaga-laki-laki-itu-bukan.html

Sa  Sang psikolog menyampaikan karena sudah ada media social, factor globalisasi dan
meniru gaya kebarat – baratan, meniru gaya idolanya di social media, ingin mencari
popularitas dan bagaimana nanti alias bodo amat dengan masa depan.                               

Bila melihat hal tersebut, wajar banyak orang tua yang khawatir terhadap anaknya,walau
sudah menginjak dewasa. Orang tua yang sangat perhatian, benar – benar memantau
pergerakan anaknya, terlebih urusan cinta.

Ruang kontrol (photo ilustrasi)

 

Evi Fitriani, semisal, kebebasan bercintanya tak dirasakan.

Meski begitu, Evi, panggilannya,  mengaku tak merasa terkekang, justru
sebaliknya aman dan nyaman, ko bisa ya !

 “Tidak, malah merasa diperhatikan, bukti orang tua
sayang terhadap anaknya,”kata Evi pada Restu Nugraha dari spirit media inspiratif.

See also  Berawal Dari Facebook, Terbongkar Tak Perawan Lagi

Gadis kelahiran 1996 itu menuturkan, orang tuanya mengambil
kebijakan tersebut bukan tanpa alasan, dulu, kakaknya memiliki masa lalu yang
tidak mengenakan. Agar tak menimpa dirinya, orang tuanya belum memberikan ijin
sepenuhnya bertemu dengan laki – laki yang belum mahramnya.

 “Sama orang tua masih dibatasi. jadi kalau boleh pun,
laki – laki harus datang ke rumah, bisa dibilang selektif. Jadi ada cowok engga
langsung ditanggapi ada yang ke rumah paling langsung dihadapin sama orang
tua,”jelasnya.

Kendati demikian, bukan berarti bu guru muda ini belum
pernah merasakan cinta, malahan belakangan ini, ada 3 cowok yang masuk daftar,
ketiganya melalui perantara (Taaruf) tidak lewat media lain, apalagi chatingan,
kaya anak jaman sekarang.

 “Yang dirasa, indah, ketika melihat sosoknya deg –
degan, terus selalu ingin tahu tentangnya. Ya slalu ingin tahu dia sedang apa,
ya gimanapun tentangnya ingin tahu,”imbuhnya tersenyum.

Baca Juga :

https://spirit.my.id/2020/12/penulis-skenario-film-pendek-jangan.html

https://spirit.my.id/2020/05/karena-adegan-sholat-george-rudy-peluk.html

Dari ketiga itu, hanya satu yang bakal lolos seleksi.
“Dibilang mengekang bisa, tapi dari kekang itu ada manfaatnya dan
hikmahnya. Jadi saya terbebas dari jinah, pacaran yang belum waktunya, jadi
saya senang aja dengan kekangan itu,”tegasnya.

Ketika dimintai komentar tentang gaya bercinta anak
milineal, Evi, menilai, prihatin.”Miris dari segi pacaran. Mereka bangga
dengan pacarnya sendiri yang belum waktunya sudah bermesraan dan dengan
bangganya nih pacar aku. Dari segi pacaran berlebihan,”pungkasnya menutup.

(Res)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *