Di Era Milineal Tinggal Tanya Google Kelar Deh Dulu Bikin Kliping Ribetnya Minta Ampun !

Milineal



spirit.my.id  Hidup di era milineal serba instan. Kemajuan ilmu dan teknologi biang keladinya.

Jaman now, anak muda dimanjakan dengan internet, gadget,  yang memudahkan segalanya.

Dulu mana ada yang begituan, makanya anak muda jaman baheula lebih perkasa dan trengginas karena dalam mengerjakan sesuatu melalui perjuangan pantang menyerah terlebih dahulu. 

Artikel Terkait :

Contohnya nih, tugas mengumpulkan kliping, engga mudah, kita cari koran dulu. Setelah terkumpul dipotong-potong atau digunting, lalu ditempelkan di buku atau kartun sesuai perintah sang guru…duh ribetnya!

Sekarang, tinggal ke mang google, search, print beres deh, paling lama satu jam, benerkan ?

Pokoknya yang hidup di era 80 – 90 an pasti mengalaminya…Dan kita bersyukur ditakdirkan menjadi saksi lompatan teknologi yang dahsyat.

Seorang pemuda bernama Rizki Gymnastiar, remaja yang lahir di era milineal mengamininya.

Rizki, begitu disapa, meski tak menjalani hidup jadul, ia bisa merasakan perbedaan tersebut.

“Anak muda sekarang mendapatkan informasi lebih mudah, mencari temannya juga mudah. Dari segi sosialisasi kebersamaan sekarang justru kurang dibanding jaman dulu. Kalau dulu kalau mau ngumpul bersama harus ngumpul – ngumpul, kalau sekarang jarak jauh juga bisa karena ada hp. Jadi sekarang  interaksi sosialnya kurang,”katanya pada Redaksi.

Bahkan Rizky, salut dengan pemuda jaman baheula lebih memiliki mental kuat, tak ada kata menyerah sebelum berhasil.

“Saya ingin teknologi yang sudah ada digunakan untuk hal – hal yang baik. Karena lebih beruntung orang  – orang yang lahir jaman dulu karena mereka berusaha dengan tenaga dan pikiran. Tetapi pemuda jaman sekarang kebanyakannya engga mau usahalah soalnya sudah dipermudah oleh teknologi  dan juga pemikirannya terpancing oleh games sampai waktunya digunakan dengan sia sia,”paparnya.

See also  Vani : Jauh Dari Orang Tua Ingin Mandiri



Baca Juga :


Mendengar komentar sang pemuda dapat dinilai, jika dirinya ingin merasakan hidup di jaman Bapak – Ibunya masih bujangan dan perawan.

Dengan peradaban moderen yang dijalaninya, ia berharap membawa kebaikan, cita – cita yang dikejarnya dapat terwujud.

“Harapannya pemuda sekarang bisa menggunakan teknologi bisa menciptakan sebuah inofasi yang baru karya baru yang berguna bagi bangsa indonesia kedepannya. Saling membantu dan peduli, tidak egoistis dan ingat keberagaman budaya kita yang kaya harus terus dijaga,”pungkasnya.

(Res)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *