DBMX Kota Bandung, Kembali Unjuk Gigi Di Seri GCC Thrill Yogyakarta

Olahraga195 Views





reviewnews.id – Setelah sukses di ajang kejuaraan BMX International C1, DBMX Kota Bandung, kembali akan unjuk gigi, di ajang Seri GCC Thrill, yang berlangsung di Yogyakarta, pada tanggal 22 Maret 2020.

Di Kejuaraan tersebut, DBMX Training Camp yang mewakili Kota Bandung, akan menerjunkan 5 pembalap belia, atas nama Syahrull Neza, Miftah Hilmi dan Rere Mariza di kelas Junior. Sedangkan di kategori Challange Boy, ada nama Fariq Raditya (13 – 14 tahun) dan Gaswan Nibas Ranatra di kelas (11 – 12 tahun).

Ketua Klub Aep Nurochman dan pelatih Doni Iswanto, akan mendampingi para rider sekaligus sebagai ajang persiapan PORDA tahun 2022.

Untuk mengikuti kejuaraan tersebut, tentu membutuhkan biaya tak sedikit, sebab itu, DBMX Training Camp Kota Bandung, mengajukan proposal kepada ISSI Pengcab Kota Bandung dan ISSI Propinsi Jawa Barat.

Memet Bachtiar, selaku Pembina Club DBMX Pengcab ISSI Kota Bandung dan bagian Komisi BMX Pengprov ISSI Jawa Barat, berharap, pengajuan bantuan dana dapat dicairkan.

“Soalnya pengajuan baru tahap proses. Mudah – mudahan dalam tahap pengajuan bisa di acc sama Pengcab ISSI Kota Bandung dan Pengprov ISSI Jawa Barat,”katanya pada redaksi, Jumat, 21 Februari 2020.

Meski begitu, untuk mengantisipasi hal terburuk, yakni, pengajuan gagal alias tidak diterima, Memet Bachtiar, kekeh akan memberangkatkan para pembalap dengan kondisi apa adanya.

“Kalau pun nantinya tidak mendapat anggaran dari instansi terkait, tetap kami akan berusaha mengikut sertakan atas dasar biaya sendiri berupa dana udunan para orang tua rider,”tuturnya.

Lebih jauh, Memet, mengatakan, apa yang dilakukannya semata – mata demi kemajuan olahraga BMX khususnya di Kota Kembang Bandung.

See also  RW 12 Perumahan Alam Sanggar Indah Sambut HUT RI Ke 74 Tahun Dengan Kegiatan Olahraga



“Dan pengen menjadikan BMX kota Bandung salah satu barometer pembinaan atlet usia dini buat jawa Barat,”tegasnya.

Mengenai target di Yogya, Memet, tak muluk – muluk, pasalnya kejuaraan ini dijadikan dasar untuk mengasah jam terbang dan mental bertanding. Sebab ia menyadari, rider dari daerah lain lebih berpengalaman.

“Maksimal semua rider bisa masuk ke final. Tidak di pungkiri masih di bawah rata – rata buat mengejar ketinggalan sama daerah lain terutama tuan rumah Jogja, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Lebih bagus lagi bisa naik podium,”tutup Memet.

(Res)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *