Anak Yang Amanah Dambaan Orang Tua

Pendidikan1325 Views



reviewnews.id – Anak adalah titipan Allah, maka hendaklah diberi pendidikan yang tepat agar kelak menjadi anak yang sholeh dan berbakti.

Mendidik anak susah – susah gampang, sebab perlu perhatian khusus dengan menerapkan metode  yang sesuai, salah dalam mendidik imbasnya bisa fatal dikemudian hari.

Apalagi di jaman sekarang, teknologi sudah tak bisa dibendung lagi, arus informasi begitu mudah diterima jika tak waspada bisa berpengaruh terhadap pola pikir dan prilaku.

Salah satu sifat yang diharapkan para orang tua, adalah si anak memiliki sifat amanah (dapat dipercaya) seperti yang dimilki oleh Nabi Muhammad SAW.

Sifat ini sangat terpuji, jika diberi kepercayaan akan menjalankan sebaik – baiknya penuh tanggung jawab seperti halnya sang nabi menyampaikan risalah ajaran Islam pada umatnya.

Selain itu, ketika berjanji tak pernah dusta selalu menepatinya.

Dalam mendidik, baginda Rasul penuh kasih sayang, tahu betul apa yang harus diperbuat, Kisah, Anas bin Malik, misalnya.

Anas yang sejak kecil diurus dengan tugas mengurus keperlulan sehari – hari Nabi. Suatu waktu, Anas disuruh oleh baginda Nabi, pergi ke Pasar, berangkatlah Anas, ketika di Pasar dia melihat anak – anak bermain. Karena Keasyikan, Anas lupa tanggung jawabnya.

Sementara itu, Rasulullah menantinya cukup lama, maka sang Nabi mencarinya ke Pasar, dan mendapati Anas sedang bermain.

Dipeganglah bahu, Anas kaget dan menoleh, apakah Rasul marah tidak, beliau tersenyum dan berkata “pergilah ke Pasar”.

Lalu kisah Abdullah Bin Busyr Al-Aslami, yang disuruh oleh sang ibu memberikan anggur pada Rasulullah, namun anggur tersebut sampai ke tangan Rasul tak utuh karena di tengah jalan dimakan oleh Abdullah kecil.

Rasulullah hanya memberi dua tindakan, menjewer telinganya tanpa menyakiti dan menegur secara lisan “anak yang tidak amanah,”.

See also  Sanlat TBM Citapen Berkah kasih Ilmu Bermanfaat

Dua kisah tersebut setidaknya bisa dijadikan rujukan, bagaimana sang Nabi mendidik anak ketika salah.

Demikian pula dilingkungan keluarga, ketika marah atau ada suatu hal yang kurang berkenan, beliau hanya memalingkan muka.

Untuk menanamkan jiwa amanah, harus ditanamkan sejak usia dini dengan contoh dari orang tuanya.

Dimulai dari hal sederhana, sholat tepat waktu, mengembalikan barang atau mainan yang bukan miliknya, berkata jujur, belajar bertanggung jawab menempatkan sesuatu pada tempat semestinya, mau mengakui kesalahan sekecil apapun juga dan banyak lainnya.

Dan yang tak kalah penting, memberi penghargaan ketika si anak bisa menyelesaikan tanggung jawabnya.

Wallahu a’alam bisshowab.

(Res)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *