Photo ilustrasi |
spirit.my.id
Setelah lulus, keraguan muncul bisakah kuliah? latar belakang keluarga dari orang tak mampu ayahnya hanya seorang buruh tani, sedangkan sang ibu sebagai rumah tangga biasa penyebabnya.
Namun begitu, Titin Nurjanah, namanya, tak berkecil hati bermodal nekad ia mencari pekerjaan dulu demi wujudkan cita – citanya melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.
Lamaran pertama gagal, lalu mencoba lagi dan diterima di sebuah pabrik tekstil. Setelah menerima gajih, keinginan kuliah semakin menggebu. Selama setahun bekerja, Titin, begitu dipanggil, rajin menabung.
‘Ayah saya kalau ada yang nyuruh baru kerja, kalau engga ya di rumah. Engga bertani paling ngurus domba atau ayam punya orang, ayah cumen dititipinn ngurusin aja,”katanya pada Budiman Santosa dari spirit media inspiratif.
Kuliah pun tercapai, tapi kekhawatiran mendera, pasalnya mikirin biaya kuliah dan biaya hidup sehari – hari. Tapi, anak pertama dari dua bersaudara itu punya keyakinan pasti ada jalan.
“Alhamdulillah orang tua bahagia dan senang sekali, sangat mensuport meski dari segi materi engga bisa, tapi dari suport doa ngeyakinin pasti bisa” tutur mojang itu.
Kini, dara penyuka hiking sudah merasakan hasilnya sesuai jurusan, bahasa Inggris, Titin mulai mengamalkan ilmunya sebagai guru honorer di sekolah tingkat SMP dan SMA.
Kata – kata inspirasi dari orang tuanya yang memicu semangat. meski dari keluarga pas – pasan harus bisa meraih pendidikan tinggi bisa sejajar dengan orang lain yang lebih berada.
Selain itu, Dara kelahiran 1996 tersebut, ingin memecahkan mitos di daerahnya bahwa percuma wanita sekolah tinggi – tinggi pada akhirnya ke dapur juga.
“Jangan pernah minder karena background dari keluarga orang engga punya. Yang pertama yakin punya cita – cita jangan sampai engga punya cita – cita. Lebih parah lagi kita terlahir dari bakground keluarga yang serba pas – pasan, tapi kita engga punya cita – cita, sayang banget,” tutupnya.
Editor : Restu Nugraha