spirit.my.id – Belakangan ini sedang hangat dibicarakan generasi sandwich, yakni sekelompok orang dewasa paruh baya yang merawat orang tuanya yang sudah renta beserta anak – anaknya.
Generasi ini lebih mengutamakan kepentingan orang yang menjadi tanggung jawabnya dibandingkan keperluan dirinya sendiri.
Sandwich generation ini terbagi dalam beberapa kategori :
1. Generasi sandwich tradisional.
Kategori ini umumnya di usia sekitar 40 sampai awal 50 tahun. Usia ini harus menanggung keperluan anak – anaknya yang sudah dewasa tapi masih membutuhkan dukungan finansial, di lain pihak harus mengurus orang tuanya yang sudah tua.
2. The club sandwich generation.
Kategori ini dikisaran usia 50 – 60 tahun, Generasi ini dihadapkan dilema mengurus orang tua, dengan memenuhi kebutuhan anak – anaknya yang sudah dewasa bahkan cucu – cucunya.
3. The Open faced Sandwich Generation.
Orang yang terlibat dalam pengasuhan orang tua lanjut usia. Namun tidak termasuk dalam pekerjaan profesionalnya seperti pengurus panti jompo.
Generasi sandwich ini, perlu juga memperhatikan kesehatannya sebab jika sakit siapa yang akan mengurus dirinya dan orang yang menjadi bebannya.
Menurut beberapa pakar, generasi sandwich, akan merasakan beragam tekanan yang menyebabkan beragam masalah muncul. Mulai terganggunya pekerjaan, pergaulan bahkan muncuk konflik dalam rumah tangga.
Untuk mencegah munculnya masalah adalah dengan memiliki teman sesama generasi sandwich untuk berdiskusi dan berbagi.
Untuk memutus generasi sandwich, tipsnya adalah bicara dengan orang tua. Jika anda bukan anak tunggal, biaya kebutuhan bisa dibagi dengan saudara, kakak atau adik dan terakhir tentukan prioritas keuangan anda.
Semoga bermanfaat.