Rahmi sah-sah saja modifikasi karya asal sesuai prosuderal.
spirit.my.id
Hadirnya internet menjadi salah satu penyebab kreatif generasi muda sekarang lebih inovatif.
Dulu di era 80-90 an, belum ada internet, serba terbatas. Namun begitu mampu menciptakan sebuah karya yang gemilang.
Artikel Terkait :
“Zaman sekarang karya-karyanya lebih beragam dan canggih, karena alat dan media untuk menciptakan karyanya juga banyak yang menunjang. Sementara dulu, untuk menciptakan sesuatu karya, kita menghadapi tantangan dalam hal media dan alat yang belum memadai. Sehingga perlu menempuh cara yang lebih sulit,” kata Rahmi Hilmayani, seorang finance staf.
Lanjut Rahmi, panggilan karibnya, karena keterbatasan sarana, anak muda tempo dulu mencari cara agar sebuah ide yang sudah digagas bisa diwujudkan menjadi karya nyata.
Berbeda dengan saat ini, lebih mudah untuk wujudkan sebuah ide menjadi karya nyata karena penunjang sudah tersedia meski terkadang sebuah modifikasi dari karya yang sudah ada.
“Bisa dibilang, anak-anak muda zaman dulu itu menciptakan suatu ide, kemudian mencari cara untuk mewujudkannya. Sementara itu, anak-anak muda zaman sekarang itu melihat berbagai bahan atau sumber yang tersedia dan kemudian menciptakan modifikasi dari sumberdaya tersebut,” terang Rahmi.
Wanita kelahiran Bandung tersebut menandaskan, tidak masalah sebuah karya adalah modifikasi dengan catatan menempuh dengan cara yang beretika tidak asal main jiplak saja.
Baca Juga :
Rahmi mencontohkan pembuatan jurnal ilmiah. Boleh memodifikasi dari penelitian-penelitian yang ada. Tapi tetap mencantumkan sumber penelitian yang asli sebagai referensi penelitiannya.
“Sah-sah saja untuk memodifikasi dari sumber-sumber yang ada menjadi suatu karya yang lebih kompleks dan lebih relate untuk digunakan, tetapi dengan penggunaan dan perizinan yang sesuai,” pungkasnya.
(Res)
