Rok Itu Engga Gaul

 

Rok
Wanita ini dulu menilai pakai rok tidak gaul, sekarang tidak lagi.


spirit.my.id  Waktu SMK, gadis manis ini terbilang badung, pasalnya setiap pulang sekolah kerjaannya keluyuran bareng cowok, gonta – ganti lagi,  biar bisa dibilang anak gaul, begitu pikirnya.

Ia tak menghiraukan omelan orang tua dan gunjingan lingkungan sekitar.

Kini tak lagi, gadis bernama Dhia I, sudah hijrah menanggalkan kebandungannya.

Artikel Terkait :

Dhia menceritakan, momen berhijrahnya saat bekerja di kedai, di Dago, Kota Bandung bareng saudaranya yang bawel selalu mengingatkan untuk berubah.

Perlahan tapi pasti, hati Dhia luluh juga dan berusaha untuk berubah.

“Karena pergaulan disekitar, orang – orang disekitar yang bisa mempengaruhi diri kita sih,” katanya pada redaksi.

Mojang kelahiran 1999 itu, kini makin pede tak ada lagi perasaan takut dilecehkan terutama oleh kaum Adam.

“Yang dirasakan sekarang cowok tuh engga seenaknya ngomong kalau seorang perempuan pakai rok dan jilbab, jauh lebih dihargai gitu dari pada cewek – cewek yang pakai celana,”terang wanita yang hobi baca dan menulis tersebut.

Sejak dulu, Dhia mengaku sudah mengenakan hijab, namun ogah memakai rok panjang. Ia lebih doyan pakai celana ketat yang memperlihatkan kebahenolan tubuhnya. Malahan menurutnya rok itu ribet dan memalukan.

See also  Pernikahan Beda Usia kenapa Harus Digunjingkan ?

Ada pengalaman yang tak terlupakan. Waktu daftar di Perguruan Tinggi Islam, Dhia memakai jeans, sementara yang lain pakai rok panjang.

“Pakai rok tuh engga enak, engga gaul banget kaya bukan anak sekarang. Ngapainlah pakai rok panjang gitu, ribet terus kalau pakai motor takut nyangkut. Pernah kepikiran juga sampai kesana. Tapi emang sih sudah ada ketentuan buat seorang perempuan pakai hijab yang sewajarnya,”papar anak pertama dari tiga bersaudara ini.

Baca Juga :

Terkait ini, mahasiswi jurusan PAI (Pendidikan Agama Islam), kini sebaliknya mengajak untuk berhijrah. Katanya menjadi lebih baik dari sebelumnya adalah proses yang indah.

“Jalani, nikmati, syukuri. Teruskan perjuangan hijrahmu dan semoga tetap istiqomah dalam hal meluruskan niatmu karena menuju baik itu baik. Tak menuntut hijrah yang sesungguhnya  pun setidaknya lebih baik dari sebelumnya dan meninggalkan apa yang tidak perlu pada masanya,”tutup Dhia dengan tersenyum manis.

(Res)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *