Valentine day bukan budaya Islam tak pantas dirayakan. Mending ikut kajian Islami atau kegiatan yang memperkuat aqidah Islam. |
spirit.my.id
Namun tahukah kalau Valentine Day itu dilarang oleh ajaran Islam?
Yup, Valentin Day adalah budaya asing yang tak ada dalam agama Islam, dengan kata lain tidak sesuai dengan tuntunan Islam.
11 tahun I untuk menjelaskan tentang hari valentine, dikutip dari muslimah.or.id
secara tradisi saling mengirimkan pesan-pesan cinta dan hadiah-hadiah. Hari itu
diperingati pada tanggal 14 Februari, suatu hari di mana St. Valentine
mengalami martir.
Tanggal 14 Februari adalah perayaan modern yang diyakini
berasal dari hari dihukum matinya seorang martir Kristen yaitu St. Valentine
pada tanggal 14 Februari 270 M
Ketiga.
St. Valentine adalah seorang pendeta dan tabib dari Roma
yang (dianggap) martir sewaktu kaisar Claudius II pada tahun 269 M. Peringatan
tersebut pada tanggal 14 Februari. Kebiasaan dengan mengirim
valentine-valentine berasal dari upacara penyembahan berhala yang dikaitkan
dengan peribadatan Juno Februarlis di goa Lupercal, atau (bisa jadi) pendapat
bahwa burung-burung kawin pada tanggal 14 Februari.
Lupercalia merupakan upacara keagamaan (ritual) yang
dilakukan oleh orang-orang Romawi kuno yang dilaksanakan setiap tahun untuk
menyembah dewa Lupercus, yang oleh mereka dianggap sebagai dewa kesuburan, dewa
padang rumput dan pelindung ternak. Sebagai suatu upacara ritual kesuburan,
Lupercalia juga dihubungkan dengan penghormatan dan penyembahan kepada dewa
Faunus sebagai dewa alam dan pemberi wahyu. Upacara atau festival tersebut
dipimpin dan diawasi oleh suatu badan keagamaan yang disebut Luperci dan para
pendetanya disebut Luperci.
St. Valentine yang disebutkan itu adalah seorang utusan
dari Rhaetia dan dimuliakan di Passau sebagai uskup yang pertama.”
Kesimpulan dari keempat definisi tersebut adalah Valentine’s
day dirayakan untuk menghormati dan mengkultuskan st. Valentine yang dianggap
martir yang mati dibunuh pada tanggal 14 Februari 269 M (sumber lain
menyebutkan 270 M) dan juga dianggap sebagai seorang utusan dan uskup yang
dimuliakan. Pengambilan istilah itu juga dikaitkan dengan Lupercalia, upacara
keagamaan orang Romawi Kuno dan juga bahwa burung-burung kawin pada tanggal
tersebut.
Sheilla, begitu dipanggil, mengatakan dengan tegasValentine Day itu keluar dari syariat Islam.
“Kita sebagai pelajar khususnya yang beragama Islam sebaiknya jangan merayakan, cumen ada beberapa orang yang merayakannya. Engga bisa disalahkan juga sih, tapi sebaiknya engga usah,” katanya berapi – api.
Sheila lebih lanjut mengatakan, sebelum merayakannya lebih baik pelajari dulu Valentine Day itu seperti apa, terutama dengan syariat Islam. Jangan cuma ingin ikut – ikutan saja tapi tahunya sangat merugikan diri sendiri.
“Perdalam agama Islam cari tahu seperti apa menurut pandangan Islam. Di Al-Quran juga dikatakan kalau suatu kaum mengikuti berarti sama juga dengan kaum itu. valentine itu kan kebudayaan Barat. Jadi kita jangan mengikuti dari budaya luar meskipun kita cumen ikut – ikutan,” tegas mojang yang bercita – cita jadi psikolog ini.
Bahkan Sheilla merasa lucu, apa hubungannya dengan coklat? menurutnya ngasih coklat engga usah nunggu Valentine Day, setiap hari juga bisa.
Meski begitu, pelajar kelas XI ini tak menampik, dulu sebelum mengetahui sejarah Valentine day, ada kegembriaan dibenaknya.
“Sekarangmah miris, kalau dulumah so sweet gitu. pastilah kalau orang ngerayain Valentin Day biar keliatan so sweet sama pacarnya,” ungkap Sheilla.
Lantas bagaimana caranya agar tidak terjebak meniru gaya – gaya yang engga pas, si neng memberi tips yaitu, perkuat aqidah Islam.
“Mencari tahu lebih dalam dulu sebelum mengikuti kaya gimana. Kalau buruk lebih baik tinggalin aja,’ tandas dara kelahiran 7 Maret 2002 tersebut.
“Baiknya lakukan hal yang positif kaya ikut seminar, kajian biar masa muda kita tuh engga sia sia,” pungkasnya tersenyum.
(Res)