Reviewnews.id – Lantaran pindah keyakinan masuk agama Islam, seorang mahasiswi Institute Pertanian Bogor (IPB), bea siswa yang
diterimanya dicabut oleh Pemerintah Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
diterimanya dicabut oleh Pemerintah Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
Sejak 2016 silam.
Semenjak itu, Arnita Rodelina Turnip, nama
lengkapnya, kelimpungan untuk membiayai kuliah dan keperluan lainnya, bahkan ia
sempat menyesal dengan pilihan menjadi muslim.
lengkapnya, kelimpungan untuk membiayai kuliah dan keperluan lainnya, bahkan ia
sempat menyesal dengan pilihan menjadi muslim.
“Waktu itu saya benar-benar sedih, sempat depresi, sempat
frustrasi, sempat kayak menyalahkan pilihan saya. Sempat kayak ‘huh gara-gara
masuk Islam saya jadi seperti ini’,” kata Arnita, dikutip dari Kumparan.com di
Mall Graha Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (1/8).
frustrasi, sempat kayak menyalahkan pilihan saya. Sempat kayak ‘huh gara-gara
masuk Islam saya jadi seperti ini’,” kata Arnita, dikutip dari Kumparan.com di
Mall Graha Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (1/8).
Untuk menyambung hidup, gadis 21 tahun itu, mengerjakan apa
yang bisa dikerjakan seperti mengajar di Sekolah Dasar IT, bahkan sampai jualan donat.
yang bisa dikerjakan seperti mengajar di Sekolah Dasar IT, bahkan sampai jualan donat.
Padahal menurut Arnita, syarat – syarat sudah terpenuhi tidak ada yang dilanggar sesuai perjanjian tahun 2015 lalu, malahan nilai akademik ip nya
dia atas 2,5.
dia atas 2,5.
“Jadi dari semuanya yang terjadi, dari
syarat-syarat, akademis saya enggak ada yang bermasalah. Dan semenjak saya
pindah ke agama Islam ini, beasiswa saya diputus. Semester satu saya masih
dapat. Jadi saya mengklaim bahwa ini adalah SARA,” tegas Arnita.
syarat-syarat, akademis saya enggak ada yang bermasalah. Dan semenjak saya
pindah ke agama Islam ini, beasiswa saya diputus. Semester satu saya masih
dapat. Jadi saya mengklaim bahwa ini adalah SARA,” tegas Arnita.
Terkait itu, Arnita menerangkan kedua orang tuanya sempat mendatangi rumah Sekertaris Daerah (Sekda). Namun, kedua orangtuanya harus kecewa sebab tidak mendapat jawaban yang
pasti.
pasti.
“Ibu dan bapak saya langsung mendatangi rumah Pak Sekda di
Jalan Bali, Pematang Siantar. Nah di situ bapak saya nanya, lalu Pak sekdanya
nelepon ke pihak Kadinas. Lalu jawabannya, ‘itu titipan bos’. Bos di Simalungun
itu ya Bapak Bupati,” kata dia.
Jalan Bali, Pematang Siantar. Nah di situ bapak saya nanya, lalu Pak sekdanya
nelepon ke pihak Kadinas. Lalu jawabannya, ‘itu titipan bos’. Bos di Simalungun
itu ya Bapak Bupati,” kata dia.
Namun, secercah harapan menghampiri, awal Juli ini, kasusnya mulai ditangani oleh Ombusdman perwakilan
Sumatera Utara.
Sumatera Utara.
Meski sekarang telah tercatat sebagai mahasiswi di UHAMKA,
Jakarta, Arnita tetap berharap bisa kembali ke IPB.
Jakarta, Arnita tetap berharap bisa kembali ke IPB.
“Saya sangat mengharapkan saya kembali ke IPB. Bukan karena
IPB lebih bagus dari UHAMKA, tapi saya merasa kan hak saya itu ada di IPB gitu.
Hak saya itu sudah diambil secara tidak baik. Istilahnya saya sudah dizalimi
oleh pihak Pemkab dari Simalungun sendiri,” tutup dia.
IPB lebih bagus dari UHAMKA, tapi saya merasa kan hak saya itu ada di IPB gitu.
Hak saya itu sudah diambil secara tidak baik. Istilahnya saya sudah dizalimi
oleh pihak Pemkab dari Simalungun sendiri,” tutup dia.