photo ilustrasi pixabay |
spirit.my.id
Begitu detik tahun berganti, puncak perayaan pun terjadi. Ada yang berpelukan, saling rangkul. Ditambah kembang api yang warnai langit dibarengi bunyi terompet bersahutan keras terdengar.
Semua orang larut dalam euforia pergantian tahun.
Di lain pihak ada juga yang merayakannya dengan sederhana seperti bakar jagung, bakar ikan, makan – makan, dan acara lainnya.
Namun terlepas dari itu, bila dikaitkan dengan agama khususnya Islam. Ternyata umat muslim punya tahun baru sendiri yakni tahun baru Hijriyah.
Nah terkait ini, Redaksi bertanya pada beberapa orang, salah satunya Gani Nurdin. Pertanyaannya adalah antusias mana menyambut tahun baru Masehi atau tahun baru Islam?
Pria yang biasa disapa Gan ini mengatakan, lebih semangat sambut tahun baru Islam.
“Buat saya pribadi lebih gembira tahun baru Islam karena lebih bermakna dan ada semacam harapan baru berupa perubahan hidup baik ekonomi, iman. Pokoknya ada peningkatan kualitas diri,” papar lelaki kelahiran 93 ini.
Lanjutnya, dibandingkan tahun baru kalender Masehi, Gani merasakan biasa – biasa saja.
“Yang saya rasakan tidak ada hal yang baru hanya memang ramenya pas malam tahun baru itu saja,” tambah bapak dengan anak satu itu.
Gani terus terang, dulu setiap malam tahun baru selalu pesta bareng teman – temannya. Tapi lama – lama, Gani berubah justru yang ia nanti tahun baru Hijriyah.
“Kalau tahun baru masehi buat seluruh manusia di dunia. Ramenya pasti lebih rame kalau Hijriyah kan hanya untuk umat Islam jadi makna dan ingin berubah lebih terasa di tahun baru Islam,” tandasnya.
Ia juga menilai, tahun baru Islam simbol – simbol keIslaman bermunculan dan hal tersebut membuat semangat perubahan terutama keimanan dan ketakwaan membara di dada.
“Seperti anak – anak terutama para santri pawai obor, sholawatan, takblik akbar, seni Islam diadakan.. Pokoknya nuansa Islam terasa,” terangnya.
Meski begitu, ia menghormati yang merayakan pesta tahun baru Masehi, hanya jangan berlebihan. Ia pun mengajak bagusnya isi dengan syukuran dan zikir agar di tahun depan lebih baik lagi.
“Yang ngajak ada paling makan – makan sama bakar jagung. Lebihnya sih di rumah aja,” tutupnya.
(*)