spirit.my.id – Gadis ini, sejak kecil sudah berjauhan dengan orang tuanya, (Bogor) ia tinggal bersama neneknya.(Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat).
Alasan orang tuanya menitipkan di sang nenek, biar tak terbawa pergaulan yang tidak karuan.
Ajeng Nurul Ilmi, nama lengkapnya, kini mondok di sebuah pesantren.
Ajeng, panggilan sehari – hari, mengungkapkan awalnya tidak betah di pesantren, yang bisa dilakukan hanya menangis
“Dari umur lima tahun, Ajeng sudah di rumah nenek biar bisa ngaji, nutupin aurat,”terangnya pada redaksi.
Kini, gadis kelahiran 2004 itu, mulai menyadari, yang dilakukan oleh orang tuanya demi kebaikan dirinya.
Hampir sepuluh tahun Ajeng tak bersama orang tua, namun hubungan batin tak lepas, hampir setiap hari Ajeng selalu telepon.
“keinginan Ajeng masuk SMP bisa sama mamah, Ajeng engga mau mesantren,”tutur remaja kelas X, MA itu.
Seiring waktu, Ajeng sudah mulai terbiasa dengan kehidupan di pesantren, yang ada hanya kecerian dan senyuman.
“Sedikit demi sedikit bisa membahagiakan orang tua dengan cara mesantren,”ungkap gadis cantik pecinta olahraga bolavoli ini.
Si Neng pun menceritakan, kala hatinya gundah gulana, kiatnya adalah baca Al-Quran, hatinya jadi adem dan sejuk.
Jauh dari orang yang disayangi, menempanya menjadi gadis remaja yang tangguh dan tidak cengeng. Setiap ada masalah, Ajeng selalu bisa menghadapinya.
“Kalau sakit sedih sih pengen deket sama mamah diurusin, tapikan jauh kalau diingat lagi. Jadi Ajeng harus lebih dewasa dan mandiri lagi,” pungkas dara yang bercita – cita menjado Kowad tersebut.
(Res)