spirit.my.id– Full day, sehari penuh setiap hari para siswa di Indonesia menjalani waktu belajar di sekolah, berangkat pagi pulang sore, tak ada waktu untuk berleha – leha, fokus belajar.
Full day ada sisi positip dan negatipnya, seperti yang diungkapkan siswa bernama Siti Jenab, siswi kelas XI, SMA.
Jenab, mengatakan, sisi positipnya semua siswa terpantau oleh guru namun sulit untuk mengikuti berbagai kegiatan di luar seperti masuk organisasi atau kegiatan lainnya.
“Kalau full day engga ada waktu untuk ikutan macam – macam kegiatan, jadi kita belalajr terus, karena seharian di sekolah,”ungkap Jenab.
“Sudah seharian di sekolah, tapi ada terus tugas numpuk. Pengennya sampai ke rumah istirahat. Makanya kita itu begadang sampai malam ngerjain tugas – tugas, apalagi kalau ikut eskul pulangmnya bisa sampai maghrib. Otak sudah cape harus fokus gitu, otak kita dipaksakan, Teman – teman juga sama kaya gitu, cape,”keluhnya.
Dengan kondisi yang dirasakan saat ini, Jenab berharap ada kebijakan baru yang meringankan. Jenab menilai, lebih baik pelajaran yang diperdalam bukan ditambah jam pelajaran serta fokus belajar ke bidangnya agar lebih kompeten.
“Mendingan dihapus aja kembali kurikulum sebelumnya. Jangan sampai pelajaran yang kita butuhkan dihapus. Menurut saya kurtilas revisi jangan dijalankan karena engga cocok, keluhan dari anak SD saja tiga pelajaran jadi satu tema, jadi anak SD engga bisa ngebedain mana pelajaran matematika, mana pelajara IPS karena sudah tercantum jadi satu tema,”pungkasnya.
(Res)