spirit.my.id – Biasanya anak broken home, berantakan, kehidupannya engga karuan, jadi anak jalanan, keluyuran tanpa tujuan yang engga jelas, intinya perilakunya tidak baik.
Untungnya tabiat ini tidak menimpa gadis bernama, Amelia Agustin,
Amel, nama panggilannya menceritakan, waktu duduk dibangku SMP, kedua orang tuanya selalu bertengkar dihadapannya.
Kejadian ini hampir setiap hari membuat Amel tak nyaman di rumah. Perasaan sedih dan galau menghantui hari – harinya.
Keinginan melihat orang tuanya hidup harmonis dan rukun tak menjadi kenyataan. Amel, kadang bertanya kenapa ini terjadi sedangkan melihat teman – temannya begitu bahagia bersama orang tuanya.
Meski begitu, Amel berusaha tabah dan sabar mengahadapi kenyataan pahit ini. Sebagai pelampiasan kekesalannya, Amel mencari kesibukan yang positip.
“Engga enak yah, bertengkar di hadapan anak – anak. Saya berusaha menyibukan diri missalnya main tapi engga kaya anak – anak lain, main ke jalan. Paling saya pergi kepesantren atau ikut eskul di sekolah, setiap hari saya seperti itu,”katanya pada redaksi.
Baca juga :
https://www.reviewnews.id/2019/05/halimah-si-anak-punk-mati-bisa-kapan.html
Baca juga :
https://www.reviewnews.id/2019/05/halimah-si-anak-punk-mati-bisa-kapan.html
https://www.reviewnews.id/2018/04/ada-masalah-di-rumah-bersikap-dewasa.html
Benar saja, dengan kesibukannya tersebut, Amel merasakan ketenangan dalam menyikapi permasalahan yang dihadapinya.
“Jadi gimana caranya biar sibuk gitu. Ke Pesantren juga juga niatnya mau ngaji dan ngehindar dari rumah. kalau misalnya turun ke jalan orang tua saya kan punya jabatan istilahnya engga mau maluin orang tua juga,”tambahnya.
Amel mengaku, tidak ada tempat untuk mencurahkan segala keluh kesahnya, sebab ia tidak punya teman dekat yang bisa memberikan solusi.
Jalan yang ia tempuh hanyalah berdoa dan menyibukan diri dengan berbagai kegiatan yang tidak merugikan dirinya.
Selain itu, Pelajar SMK Kesehatan ini, punya pandangan yang patut diacungi jempol yaitu, ridho orang tua adalah ridho Allah.
“Alhamdulilah sekarang sudah baik. Semoga kedepannya lebih baik lagi,”imbuhnya.
Terkait ini, ia turut prihatin, karena situasi di rumah kacau balau banyak anak – anak remaja melampiaskannya pada hal – hal negatip. Padahal menurutnya, banyak cara yang baik bisa dilakukan.
Turun ke jalan hanya akan menambah keruwetan bukan menyelesaikan permasalahan. Walau bagaimanapun juga sebagai anak masih membutuhkan orang tua.
“Prihatin sih karena mungkin kurang perhatian orang tua, jadi anak – anak kaya gitu pengen mencari sensasi atau mungkin cari perhaian orang tua. Mungkin harus lebih dikuatkan imannya harus lebih sadar diri karena kita masih butuh orang tua, apa – apa masih minta orang tua,’pungkasnya.
https://www.reviewnews.id/2019/11/biasanya-anak-broken-home-tak-bisa.html
Baca juga :
https://www.reviewnews.id/2019/11/biasanya-anak-broken-home-tak-bisa.html
https://www.reviewnews.id/2019/03/dari-mendengar-melihat-muncul-penasaran.html
(Res)