Pennyiar r adalaj ujung tombak sebauah radio, ia berinteaksi langsung dengan pendengar. Dengan kiat lain baik buruknya sebuah radio salah satu faktor penentunya adalah penyiar.
Terkait ini, penyiar radio kawakan, Rukandi alias Abah Eon, memberi pendangan tentang penyiar di era sekarang.
Menurutnya penyiar sekarang banyak yang bagus – bagus. Tapi di beberapa stasion tadio kemampuan penyiarnya masih di bawah standar.
“Penyiar sekarang sepertinya bukan kualitas, tapi di radio – radio tertentu ya, yang penting ngomongnya cepat, ngomongnya gaul sudah merasa menjadi penyiar bagus, kebanyakan begitu
reviewnews.id – Radio adalah alat yang efektif dalam memberikan informasi sekaligus hiburan, karena itu perkembangan radio sampai saat ini tetap eksis.
Banyak program – program acara dari sebuah stasion radio ditunggu – tunggu kehadirannya oleh pendengar.
Namun seiring waktu, banyak radio yang mengalami kebangkrutan lalu di jual, dengan begitu acara yang sudah ada serta mendapat tempat di hati menghilang diganti dengan selera pemilik yang baru.
Terkait ini, penyiar kawakan Rukandi yang dikenal dengan sebutan Abah Eon, memberikan pandangannya.
Menurutnya radio tidak bisa dilepaskan dari bisnis. Justru yang menghawatirkan adalah banyak radio yang kini dimiliki oleh non muslim.
“Sangat khawatir. Dulu meski pemiliknya non muslim, acara – acara syiar Islam tetap jalan terus. Nah sekarang radio – radio yang tumbang dibeli oleh komunitas – komunitas agama lain, itu yang banyak dikhawatirkan, syiar – syiar Islamnya hilang,”katanya pada redaksi.
Lebih lanjut, eks penyiar Gentra Pasundan di radio Garuda tersebut, menegaskan, jika pemiliknya non muslim, akan menjadi alat untuk menyebarkan informasi agama mereka.
“Radio yang dijual ke non muslim siaran – siarannya dipake siaran keagamaan dia kepada pendengar,”tegasnya.
Meski begitu, Abah Eon, masih punya harapan, walau pemiliknya non muslim hendaknya siaran bernuansa Islam tetap mengudara jangan sampai hilang.
“Radio yang dimiliki oleh non muslim, siaran – siaran Islamnya tetap ada karena penduduk kita mayoritas Islam. Dan radio yang merasa ada di Jawa Barat, tetap siaran daerah yaitu khas sunda, karena memang seperti itu aturannya, harus menyiarkan acara daerahnya,”pungkasnya.
(Res)